Banjir Menerjang 16 Kabupaten/Kota di Aceh: 140 Ribu Jiwa Terdampak, Ribuan Korban Mengungsi

oleh -247 Dilihat
BANJIR ACEH
Bencana hidrometeorologi menerjang wilayah Aceh. (foto BNPB)

KabarBaik.co- Gelombang bencana hidrometeorologi kembali melanda Provinsi Aceh. Dalam periode 18–27 November 2025, hujan berintensitas tinggi yang berlangsung hampir tanpa jeda, disertai angin kencang serta kondisi geologi labil, menyebabkan banjir, tanah longsor, dan tanah bergerak di 16 kabupaten/kota.

Data Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat sebanyak 33.817 kepala keluarga (KK) atau sekitar 119.988 jiwa terdampak dan 6.998 KK (20.759 jiwa) mengungsi. Ini angka yang menunjukkan skala bencana meluas di berbagai wilayah.

Di Kabupaten Bener Meriah, satu orang dilaporkan hilang terseret arus saat banjir bandang menerjang wilayah Wih Pesam. Hujan deras yang mengguyur daerah tersebut juga memicu longsor di Desa Pantai Kemuning, Kecamatan Timang Gajah, pada Rabu (19/11) sekitar pukul 16.30 WIB. Banjir merendam sepuluh kecamatan, termasuk Bandar, Bukit, Mesidah, Permata, hingga Pintu Rime Gayo dan Syiah Utama.

Wilayah Aceh Besar mulai terdampak sejak 27 November dengan ketinggian air 30–50 cm di 23 kecamatan, memaksa 36 KK mengungsi. Di Kabupaten Pidie, banjir menyebabkan 2.979 KK atau 12.853 jiwa terdampak dan 2.081 KK atau 7.585 jiwa terpaksa mengungsi karena air belum surut.

Kondisi serupa terjadi di Pidie Jaya dan Bireuen, yang dilanda banjir setinggi 30–100 cm. Pidie Jaya mencatat 6.039 KK (22.190 jiwa) terdampak, sementara Bireuen 956 KK (2.272 jiwa), dengan laporan terbaru menyebut air di dua wilayah itu masih bertahan.

Banjir dan longsor juga melanda Kota Lhokseumawe sejak 26 November, akibat hujan lebat dan angin kencang yang terus terjadi sejak 20 November. Empat kecamatan terdampak, termasuk Muara Dua dengan 100 KK terimbas.

Di Aceh Timur, cuaca ekstrem menggenangi permukiman dan membuat 7.972 KK (29.706 jiwa) terdampak serta 920 KK (2.456 jiwa) mengungsi. Selain itu, tiga rumah dilaporkan rusak berat, satu rusak sedang, dan satu rusak ringan.

Kota Langsa turut diguyur banjir kiriman dari lahan perkebunan kelapa sawit PTPN 1. Sebanyak 110 rumah di Desa Paya Bujok Seulemak terendam 20–40 cm, dengan banjir juga terjadi di Langsa Barat, Langsa Kota, Langsa Lama, dan Langsa Timur. Kondisi serupa terjadi di Gayo Lues yang melaporkan banjir di 11 kecamatan dan hingga kini belum surut.

Di Aceh Barat, banjir setinggi 130 cm berdampak pada 183 KK/265 jiwa, sementara Subulussalam mencatat 1.981 KK (9.291) jiwa terdampak. Aceh Singkil mengalami luapan Sungai Lae Cinedang yang merendam 11 kecamatan dengan 6.579 KK/25.827 jiwa terdampak. Air dilaporkan masih belum surut di sejumlah desa.

Sementara itu, Aceh Utara mencatat banjir di 27 kecamatan dengan 2.028 KK (3.690 jiwa) terdampak dan 438 KK (1.444 jiwa) mengungsi. Di Aceh Selatan, banjir yang merendam 18 kecamatan sejak 22 November berdampak pada 858 KK (3.106 jiwa); kondisi air kini mulai berangsur surut.

Melihat meluasnya dampak bencana, delapan daerah telah menetapkan status darurat bencana hidrometeorologi, yaitu Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Aceh Singkil, Aceh Barat Daya, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, dan Aceh Barat.

Dilansir dari laman BPBA, Plt Kepala Pelaksana BPBA Fadmi Ridwan menjelaskan penetapan ini dilakukan masing-masing kepala daerah berdasarkan kondisi terkini yang masih mengancam keselamatan warga. Langkah ini juga menindaklanjuti instruksi Mendagri Nomor 300.2.8/9333/SJ agar pemerintah daerah meningkatkan kesiapsiagaan.

BPBA menginstruksikan pemerintah kabupaten/kota untuk mengaktifkan posko siaga darurat, melakukan evakuasi warga, menyiapkan logistik dan layanan kesehatan darurat, memantau cuaca serta debit sungai, melakukan koordinasi lintas lembaga, hingga melaksanakan kaji cepat dan penetapan status tanggap darurat. Masyarakat juga diminta segera mengungsi ke tempat aman serta mematikan listrik dan instalasi lain sebelum meninggalkan rumah.

BPBA memastikan koordinasi dengan BPBD di seluruh Aceh terus dilakukan guna memastikan penanganan darurat berjalan optimal. Masyarakat diimbau tetap waspada menghadapi potensi banjir, tanah bergerak, dan longsor, terutama di wilayah yang masih diguyur hujan. Mitigasi sederhana seperti membersihkan saluran air, menghindari lereng saat hujan, serta rutin memantau informasi dari BMKG dan BPBD disebut menjadi langkah penting dalam mengurangi risiko bencana. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Supardi


No More Posts Available.

No more pages to load.