KabarBaik.co – Kabupaten Banyuwangi menjadi pasar thrifting terbesar di Provinsi Jawa Timur. Setiap harinya, perputaran uang dari penjualan pakaian bekas di wilayah ini mencapai ratusan juta rupiah.
Fakta tersebut diungkapkan oleh Roni Febriansyah Anggota Paguyuban Thrifting Surabaya, yang menyelenggarakan Bazar Pakaian Bekas di GOR Tawangalun, Banyuwangi yang digelar pada 5–15 November 2025.
Roni mengatakan, bazar pakaian bekas di Banyuwangi selalu menarik perhatian besar dari masyarakat lintas usia dan gender.
“Dari delapan kota yang sudah kami datangi di Jawa Timur, Banyuwangi merupakan pasar terbesar dengan peminat tertinggi,” ujar Roni, Selasa (11/11).
Acara serupa sebelumnya pernah digelar pada Juni 2025 dan melibatkan sekitar 50 pelaku thrifting. Dalam pelaksanaan pertama itu, omzet global seluruh pedagang mencapai Rp100–150 juta per hari. Melihat antusiasme tinggi dari masyarakat, para pelaku thrifting kembali menggelar acara serupa selama 11 hari pada November ini.
“Untuk event bazar sekarang, total pedagang ada 80 seller dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Terbagi menjadi tiga kategori, yakni fashion, food and beverage, dan aksesoris,” jelasnya.
Menurut Roni, tingginya minat terhadap thrifting turut berdampak positif pada perekonomian daerah, terutama dalam menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong perputaran uang di sektor usaha mikro. Karena itu, ia berharap rencana pemerintah untuk melarang impor pakaian bekas dapat dipertimbangkan kembali.
“Tingginya peminat thrifting ini juga membuka banyak lapangan kerja. Jadi kami berharap pemerintah bisa lebih bijak, bukan melarang tapi mengatur,” katanya.
Roni menegaskan bahwa para pelaku usaha thrifting tidak keberatan jika harus tunduk pada aturan yang lebih ketat, termasuk kewajiban membayar pajak.
“Kami para seller sebenarnya mau kok bayar pajak. Bahkan kami ingin berkontribusi ke negara,” tandasnya.








