Belum Kering Luka Arya, Diplomat Muda Kemenlu RI Zetro Purba Ditembak Orang Misterius

oleh -628 Dilihat
ZETRO LENONARDO 1 scaled
Foto Zetro Leonardo Purva semasa kuliah. (Foto IST)

KabarBaik.co- Di tengah hiruk-pikuk ibu kota Lima, Peru, Senin (1/9) malam, waktu setempat, menjadi saksi bisu atas hilangnya nyawa seorang abdi negara Indonesia dengan cara tragus. Zetro Leonardo Purba, diplomat berusia 40 tahun, tewas ditembak orang tak dikenal saat pulang dari tugasnya di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Lima.

Kejadian tersebut bukan hanya mengejutkan komunitas diplomatik. Namun, juga menyayat hati publik. Betapa tidak, belum kering luka kematian diplomat Arya Daru Pangayunan, yang meninggal misterius dengan wajah terlilit lakban, kini muncul tragedi Zetro Leonardo Purba, Seolah luka itu belum sempat sembuh, nasib tragis Zetro menambah daftar panjang duka. Terutama bagi keluarga Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI. Pertanyaan warganet pun muncul, apa yang sebenarnya terjadi di balik layar hubungan internasional?

Kronologi Penembakan

Dari informasi yang dihimpun, malam itu seharusnya biasa saja bagi Zetro. Seperti hari-hari biasanya. Setelah seharian bekerja sebagai Penata Kanselerai Muda di KBRI Lima, dia memilih bersepeda pulang ke apartemennya. Lokasinya, di Jalan Cesar Vallejo, kawasan Lince. Jarak yang tak lebih dari satu kilometer dari kantornya, dekat Taman Ramon Castilla. Bersama istrinya, Priscillia, yang menunggu di depan apartemen, Zetro menikmati rutinitas biasa itu. Namun, sekitar pukul 20.00 waktu setempat, segalanya berubah.

Menurut laporan awal dari polisi Peru, Zetro dicegat oleh satu atau dua orang tak dikenal. Dari rekaman CCTV yang beredar di media sosial, diduga pelaku mengendarai sepeda motor. Pelaku langsung melepaskan tiga tembakan. Dor…dor…dorrr! Dua ke tubuh dan satu ke kepala. Suara letusan senjata memecah keheningan malam, membuat warga sekitar panik. Zetro kemudian jatuh tersungkur. Istrinya yang berada tak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP), dilaporkan selamat tanpa luka fisik, walapun disebut mengalami trauma psikis.

Segera sang istri meminta pertolongan. Zetro dilarikan ke Klinik Javier Prado terdekat. Sayangnya, upaya medis itu gagal membuahkan hasil. Nyawa sang diplomat muda itu tak tertolong. Jenazahnya kini diamankan untuk autopsi. Polisi setempat dilaporkan masih menganalisis rekaman CCTV dan beberapa bukti forensik untuk memburu pelaku.

Sejauh ini, tidak jelas apa motifnya. Yang pasti, insiden itu disebut terjadi di tengah maraknya kasus kejahatan jalanan di Lima. Kabarnya, penembakan oleh para pelaku bermotor dilaporkan makin sering. Bagi Zetro dan anggota keluargsnya, tentu ini menjadi akhir yang tak terduga dari perjalanan karirnya yang penuh prestasi. Dia baru lima bulan bertugas di Peru sejak awal 2025 lalu.

Profil Sang Diplomat

Zetro Leonardo Purba bukanlah nama asing di lingkaran Kemenlu RI. Lulusan sarjana (S-1) Akuntansi. Universitas Pancasila (UP) Jakarta, angkatan 2007, yang mengantongi sertifikasi Bendahara Negara Tersertifikasi (BNT) sejak 2018. Seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang kariernya dirintis dengan ketekunan. Dari 2019 hingga 2022, Zetro bertugas di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Melbourne, Australia, sebagai Bendahara dan Penata Kerumahtanggaan, posisi yang membuatnya dikenal sebagai sosok profesional dan ramah, memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Australia.

Setelah itu, Zetro sempat kembali ke tanah air pada 2022. Dia menjabat sebagai Sub Manajer Kinerja Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN di Jakarta pada 2024. Penugasan ke Peru, sejatinya menjadi babak baru baginya. Namun, justru menjadi yang terakhir. Mendiang meninggalkan Priscillia dan tiga anaknya, yang kini harus menghadapi kehilangan ayah di usia muda.

Keluarga besarnya di Ciputat, Tangerang Selatan, kini menjadi pusat duka saat kabar menyedihkan itu tiba pada Selasa (2/9) pagi. Rekan-rekannya mengenang Zetro sebagai diplomat yang selalu tersenyum, berdedikasi mempererat persahabatan Indonesia dengan negara-negara mitra.

Belakangan. status Zetro sebagai diplomat asing menimbulkan spekulasi lebih dalam. Apakah ini serangan targeted terkait tugasnya? Atau sekadar korban salah sasaran di tengah maraknya kekerasan bersenjata di kawasan Lince? Masih gelap. Yang jelas, Kemenlu RI menyatakan bahwa telah berkoordinasi intensif dengan otoritas Peru untuk penyelidikan tuntas.

Sejumlah kalangan pun mendesak agar kasus ini tidak dianggap biasa. Usut dengan transparansi. Jangan sampai meninggalkan jejak misteri seperti kematian Arya Daru. Meski konteks berbeda karena Arya meninggal di dalam negeri, namun kedua kasus ini menggarisbawahi catatan kerentanan diplomat Indonesia, baik di rumah maupun di luar negeri.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri RI Sugiono tak lama setelah kejadian tersebut telah menyampaikan duka cita mendalam melalui pernyataan resmi. “Kami kehilangan seorang putra terbaik bangsa yang telah mengabdikan diri untuk diplomasi Indonesia. Ini adalah tragedi yang menyayat hati,” ujarnya.

Sugiono memerintahkan KBRI Lima untuk mengurus pemulangan jenazah Zetro ke Indonesia secepatnya, sambil berkoordinasi dengan polisi Peru guna memastikan pelaku benar-benar dapat ditangkap. Kemenlu RI juga berjanji memberikan pendampingan penuh bagi keluarga, termasuk dukungan pendidikan untuk ketiga anak Zetro. Sugiono juga menegaskan bahwa Indonesia akan terus memperkuat perlindungan bagi diplomatnya di seluruh dunia. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Supardi


No More Posts Available.

No more pages to load.