Curhat Merana PKL Stadion Jombang Tak Boleh Jualan 3 Hari gegara Konser

oleh -235 Dilihat
WhatsApp Image 2025 07 19 at 5.18.14 PM
Neneng Pedagang kaki lima di trotoar sekitar stadion Jombang (Teguh Setiawan)

KabarBaik.co – Konser musik besar di Jombang yang menghadirkan Dewa 19, Vierratale, hingga Hadad Alwi, Sabtu (19/7) hingga Minggu (20/7) membawa kemeriahan bagi ribuan penonton.

Namun di balik euforia tersebut, puluhan PKL justru mengaku merugi karena dilarang berjualan selama acara berlangsung.

Sejak Jumat (18/7), kawasan trotoar di sekitar Stadion Merdeka Jombang disterilkan. Tak ada aktivitas dagang, tak ada gerobak, tak ada aroma makanan khas kaki lima seperti biasanya.

“Disuruh libur. Nggak boleh jualan. Steril katanya,” ujar Neneng (62), pedagang cilok yang sudah berjualan 11 tahun di area stadion, saat ditemui KabarBaik.co

Neneng mengaku kecewa. Di saat jumlah pengunjung sedang tinggi, justru PKL tidak diberi ruang untuk ikut mencari rezeki. Ia sempat diminta pindah ke seberang lampu merah, tapi menurutnya lokasi itu sepi dan tidak strategis.

“Biasanya ramai kalau ada acara. Tapi sekarang kami disuruh minggir. Di sana (lampu merah) nggak ada yang beli,” keluhnya.

Hal serupa dirasakan Agung (25), pedagang tahu solet. Ia menyebut kehilangan potensi pendapatan sekitar Rp 1,5 juta hanya dalam dua hari.

“Akhir pekan itu waktu paling ramai. Tapi sekarang nggak bisa jualan sama sekali. Nggak ada solusi juga dari panitia atau Satpol PP,” ujarnya.

Agung memperkirakan ada sekitar 50 PKL yang terdampak kebijakan sterilisasi tersebut. Sebagian besar dari mereka menggantungkan hidup dari berdagang di trotoar stadion.

Meski beberapa kios resmi di dalam area taman stadion menerima kompensasi sekitar Rp 250 ribu, para pedagang nonpermanen seperti Neneng dan Agung tidak mendapatkan bantuan apa pun.

“Yang punya toko masih bisa buka. Tapi kami yang cuma pakai tenda atau gerobak, langsung dilarang,” tambah Agung. “Panitia cuma mau tempatnya bersih. Tapi nggak mikir kami makan dari mana.”

Pagar tinggi yang mengelilingi stadion membuat batas jelas antara pesta musik dan realitas warga sekitar. Di balik gemerlap panggung dan sorak sorai penonton, ada suara-suara kecil yang merasa tak didengar.

“Namanya juga rakyat kecil. Cuma bisa nurut. Tapi sedihnya, nggak ada yang nanya kami bisa makan apa atau enggak,” kata Neneng menutup pembicaraan. (*)

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

 

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Teguh Setiawan
Editor: Imam Wahyudiyanta


No More Posts Available.

No more pages to load.