Dukung Polda Jatim, MUI Banyuwangi Sepakat Larang Sound Horeg

oleh -144 Dilihat
6e6e0de6 5066 4b77 9711 a02acf8b3084
Sekretaris Umum MUI Banyuwangi Barur Rohim. (Foto: Ist)

KabarBaik.co – Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyuwangi mendukung kebijakan pelarangan sound horeg yang dibuat oleh Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim).

Menurut MUI Banyuwangi kebijakan itu patut ditegakkan. Oleh karenanya lembaga ini juga meminta kebijakan yang sama juga diterapkan di Banyuwangi.

“Apa yang jadi kebijakan Polda Jatim untuk melarang sound horeg ini, saya kira, harus juga ditegakkan di sini. Keputusan itu jadi panduan yang jelas bagi pihak kepolisian maupun pemerintah daerah di Kabupaten Banyuwangi untuk menerapkan larangan yang sama,” ungkap Sekretaris Umum MUI Banyuwangi Barur Rohim, Minggu (20/7).

Meski mengalami pro-kontra di masyarakat, menurut Bahrur itu hal yang biasa dalam suatu pengambilan kebijakan.
Selama pengambilan keputusan itu berdasarkan pada mencegah kemudlaratan (kerusakan) dan mewujudkan kemaslahatan umum, maka tidak boleh ragu untuk menegakkannya.

“Saya kira, pihak kepolisian maupun Pemda, tidak perlu ragu. MUI Jawa Timur telah mengeluarkan fatwa yang jelas. Mendasarkan atas kajian mendalam terhadap keharaman sound horeg,” papar Barur.

Sebagaimana diketahui, MUI Jawa Timur telah mengeluarkan Fatwa Nomor 1 Tahun 2025 tentang Penggunaan Sound Horeg. Dalam fatwa tersebut diputuskan jika penggunaan sound horeg adalah haram.

Dari konsideran fatwa itu, mengutip sejumlah dalil syara (Quran, Hadits, hingga Qoul Ulama), peraturan perundang-undangan, hingga kajian akademik dari aspek kesehatan dan sosial.

“Ratifikasi atas kebijakan Polda Jatim ini harus segera diterapkan dalam bentuk peraturan yang kongkrit. Mengingat sebentar lagi memasuki bulan Agustus, banyak karnaval yang akan digelar. Dari pengalaman tahun kemarin, ini akan diisi oleh sound-sound horeg,” pintanya.

MUI tak menampik adanya perputaran ekonomi yang terjadi dari setiap pagelaran sound horeg. Namun, hal tersebut tak bisa dijadikan pertimbangan utama ketika menimbulkan dampak buruk yang nyata.

“Ekonomi memang penting, tapi untuk menggerakkan ekonomi ada banyak cara yang bisa ditempuh. Jika banyak mudlaratnya ya hindari,” tegasnya.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Ikhwan
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.