KabarBaik.co – Pemkab Sidoarjo kembali menegaskan komitmennya dalam menciptakan iklim investasi yang sehat, modern, dan kompetitif. Hal itu disampaikan Bupati Sidoarjo Subandi saat membuka Sidoarjo Business Forum 2025 sekaligus sosialisasi PP Nomor 28 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berbasis Risiko di Pendopo Delta Wibawa.
Dalam sambutannya, Subandi menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh investor dan pelaku usaha yang terus berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Sidoarjo. Menurutnya, kehadiran investor menjadi motor penting penguatan ekonomi daerah, terlebih Sidoarjo memiliki posisi strategis sebagai pusat aktivitas industri dan logistik yang menghubungkan Surabaya, Bandara Juanda, Pelabuhan Tanjung Perak, hingga koridor Tol Trans Jawa.
“Pertumbuhan ekonomi kita pada 2024 mencapai 5,54 persen, tertinggi ketiga di Jawa Timur dan berada di atas rata-rata provinsi maupun nasional. Ini tidak lepas dari kepercayaan investor yang memilih Sidoarjo sebagai tempat berkembang,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Pemkab memberikan apresiasi kepada perusahaan dengan realisasi investasi terbesar tahun 2024. Untuk kategori Penanaman Modal Asing (PMA), penghargaan diberikan kepada PT New Asia International (Rp 1,6 triliun), PT Filtrona Manufacturing Indonesia (Rp 877 miliar), dan PT Java Pacific (Rp 305 miliar).
Sementara dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), penghargaan diraih oleh PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (Rp 1,6 triliun), PT Citilink Indonesia (Rp 1,48 triliun), serta PT Maspion (Rp 618 miliar).
Penghargaan serupa juga diberikan kepada perusahaan dengan kontribusi retribusi PBG tertinggi, yakni PT Tumerus Jaya Propertindo, PT Surya Multi Cemerlang, dan PT Fastmanajemen Properti. Selain itu, lima pengelola kawasan industri—SIER, Safe N Lock, SiRIE, Central Industrial Park, dan Kawasan Industri Sidoarjo—juga menerima apresiasi atas peran strategisnya mendorong aktivitas ekonomi.
Subandi menegaskan pemerintah daerah akan terus menjaga stabilitas investasi melalui percepatan layanan digital, infrastruktur yang lebih berkualitas, serta jaminan kepastian hukum bagi pelaku usaha.
“Kami ingin memastikan Sidoarjo ramah investasi dan memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala DPMPTSP Sidoarjo, Ridho Prasetyo, turut memaparkan capaian realisasi penanaman modal sebagai bagian dari evaluasi perizinan berusaha. Ia menyebut, total investasi tahun 2024 mencapai Rp 17,046 triliun dan menempatkan Sidoarjo di posisi ketiga se-Jawa Timur.
Untuk 2025, target investasi berada pada kisaran Rp 12,12 hingga Rp 18 triliun. Hingga Triwulan III 2025, realisasi investasi telah mencapai Rp 14,086 triliun—menandakan minat investor masih sangat kuat.
Rinciannya:
Triwulan I: Rp 6,249 triliun
Triwulan II: Rp 4,157 triliun
Triwulan III: Rp 3,679 triliun
Total tersebut berasal dari 13.648 unit usaha yang menyerap tenaga kerja sebanyak 24.811 orang. Sektor Perdagangan & Reparasi mendominasi jumlah usaha, sementara nilai investasi terbesar berasal dari sektor Industri Logam Dasar dengan total Rp 2,6 triliun.
Ridho juga menyoroti beberapa tantangan yang masih dihadapi, mulai dari keterbatasan lahan industri, persaingan antarwilayah, hingga pelaku usaha yang belum patuh melaporkan LKPM. Namun ia optimistis, penguatan kolaborasi dan penegakan regulasi mampu menjaga iklim investasi tetap kondusif.
“DPMPTSP bersama perangkat daerah teknis berkomitmen memberikan layanan cepat, mudah, dan pasti. Sidoarjo harus menjadi tujuan investasi utama di Jawa Timur,” tandasnya. (*)







