KabarBaik.co – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur optimistis perekonomian Jawa Timur pada 2026 akan tumbuh semakin kuat. Ketua Umum Kadin Jawa Timur, Adik Dwi Putranto, menegaskan bahwa fundamental ekonomi Jatim saat ini berada dalam kondisi yang sangat solid, didukung penguatan konsumsi domestik, peningkatan investasi, serta membaiknya kinerja ekspor.
Adik memproyeksikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur pada 2026 akan tumbuh sekitar 5,3 persen, mendekati level sebelum pandemi dan selaras dengan proyeksi Bank Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan berada pada kisaran 4,9 persen–5,7 persen.
“Pertumbuhan ini didorong konsumsi domestik yang stabil, investasi yang terus meningkat, serta perbaikan ekspor. Grafik pertumbuhan riil PDRB Jatim 2019–2026 menunjukkan pemulihan ekonomi berlangsung konsisten setelah kontraksi tahun 2020 akibat pandemi,” ujar Adik di Surabaya, Kamis (27/11).
Inflasi Jawa Timur diperkirakan tetap stabil di rentang 2 persen–3 persen, sehingga daya beli masyarakat diyakini tetap kuat. Meski demikian, Adik menekankan perlunya kewaspadaan terhadap potensi kenaikan harga komoditas pangan menjelang periode Hari Raya seperti telur, minyak goreng, dan tarif transportasi yang berpotensi meningkat saat libur Natal dan Tahun Baru.
“Secara keseluruhan, inflasi 2026 diperkirakan terkendali dan tidak mengganggu daya beli masyarakat,” tegasnya.
Realisasi investasi pada 2026 diyakini akan melampaui capaian tahun sebelumnya, seiring berlanjutnya Proyek Strategis Nasional (PSN), pembangunan infrastruktur jalan tol, kawasan industri baru, hilirisasi smelter, serta semakin mudahnya perizinan dan insentif investasi dari pemerintah daerah.
“Dengan berbagai fasilitas investasi, tren penanaman modal diproyeksikan tumbuh moderat pada 2026, menopang ekspansi kapasitas produksi dan membuka lapangan kerja baru,” jelas Adik.
Hingga Semester I-2025, realisasi investasi Jatim telah mencapai Rp 74,6 triliun, tumbuh 4,1 persen (yoy). Kontribusinya terhadap investasi nasional mencapai 7,9 persen, menempatkan Jatim sebagai salah satu destinasi utama penanaman modal di Indonesia.
Di sektor perdagangan luar negeri, ekspor Jawa Timur pada 2026 diperkirakan tumbuh positif, seiring pemulihan negara mitra dagang dan dampak hilirisasi industri. Sepanjang 2025, ekspor barang dan jasa diperkirakan tumbuh 6,9 persen–7,2 persen, menjadi salah satu penopang utama ekonomi dari sisi permintaan.
Jawa Timur masih menjadi pengekspor perikanan terbesar secara nasional, dengan komoditas unggulan udang dan tuna. Pada 2022, total ekspor perikanan Jatim mencapai 381 ribu ton, tertinggi di Indonesia, dengan kontribusi utama udang 84,6 ribu ton dan tuna 54,2 ribu ton.
Di sisi ketenagakerjaan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) diperkirakan terjaga di kisaran 3,5 persen–4 persen, seiring pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Namun, peningkatan kualitas SDM masih menjadi tantangan, terutama bagi lulusan SMK dan perguruan tinggi.
“Penguatan link and match antara dunia pendidikan dan industri harus diprioritaskan agar pertumbuhan ekonomi 2026 benar-benar inklusif dan mampu menyerap tenaga kerja secara optimal,” ujarnya.
Adik menegaskan bahwa tren positif dalam tiga tahun terakhir menunjukkan Jawa Timur berada pada jalur pertumbuhan yang lebih stabil dan berkualitas.
“Fondasi ekonomi yang kuat, konsumsi yang stabil, inflasi yang terjaga, penurunan kemiskinan yang berkelanjutan, serta aliran investasi yang meningkat menjadi modal utama Jawa Timur menuju ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan pada 2026,” pungkasnya.






