KabarBaik.co – Peternak sapi di Kota Batu digegerkan dengan kematian mendadak puluhan ekor sapi milik mereka. Sedikitnya 21 ekor sapi matu secara tiba-tiba di Desa Beji, Kecamatan Junrejo.
Salah satu peternak sapi, Indra Gunawan mengungkapkan, sapinya mati mendadak pada Minggu kemarin (18/8). ”Sapi saya sehat-sehat saja dan siap untuk gemuk. Saat posisi berdiri langsung nggeblak (terjatuh) nggak sadar dan mati,” ujar Indra heran, Rabu (21/8).
Fenomena ini juga dialami peternak lainnya di desa tersebut. Menurut Indra, jika sapi sakit, seharusnya ada gejala yang muncul seperti tidak mau makan selama beberapa hari. Namun, dalam kasus ini sapi-sapi tersebut mati tanpa tanda-tanda penyakit sebelumnya.
”Saat mati sapi mengeluarkan busa di hidungnya. Kemudian tubuhnya menjadi kaku,” jelas Indra.
Kepala Desa Beji, Deny Cahyono, yang juga kehilangan sapinya mengaku tidak tahu pasti penyebab kematian mendadak ini. “Terus terang saya tidak tahu pasti mengapa sapi-sapi ini mendadak mati. Sapi saya juga ikut mati,” tutur Deny.
Dokter hewan dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Batu, Wulandari, telah melakukan pemeriksaan terhadap sapi-sapi tersebut. Dari sampel yang diambil, termasuk dari sapi milik Indra Gunawan, ditemukan fakta mengejutkan bahwa organ dalam hewan ternak tersebut mengalami perubahan warna.
”Jeroan seperti lambung biasanya hijau, tapi pada kondisi sapi mati ini merah,” ungkap Wulandari. Usus sapi juga berubah warna menjadi merah yang mengindikasikan adanya keracunan sehingga pembuluh darahnya pecah. ”Saat pembuluh darah pecah, organ jadi merah,” tegasnya.
Namun, Wulandari belum bisa memastikan bagaimana sapi-sapi tersebut bisa keracunan. Ada kemungkinan sapi mati akibat mengonsumsi rumput yang terkontaminasi pestisida. ”Penyebabnya bisa macam-macam,” tandas Wulandari. (*)