KabarBaik.co- Gejolak internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terus menggelinding bak bola salju. Belakangan mengemuka wacana penyelenggaraan Muktamar Luar Biasa (MLB) atau muktamar ke-35 NU dipercepat. Gagasan ini muncul di tengah polemik pemberhentian KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dari posisi Ketua Umum PBNU oleh jajaran pengurus yuriah yang dipimpin Rais Aam KH Miftachul Akhyar.
Diketahui, keputusan pemberhentian tersebut diambil setelah Gus Yahya menolak mengundurkan diri meski telah diberikan tenggat tiga hari sejak 21 November 2025. Syuriah lantas mengeluarkan surat edaran kepada jajaran pengurus wilayah, cabang, dan ranting PBNU telah mengumumkan pemberhentian tersebut melalui surat yang ditandatangani Wakil Rais Aam PBNU KH Afifuddin Muhajir.
Untuk sementara, kendali organisasi berada langsung di tangan Rais Aam hingga ditetapkan Penjabat Ketua Umum PBNU, yang akan diputuskan melalui rapat pleno. Sesuai ketentuan organisasi, kandidat penjabat ketua harus dipilih dari unsur wakil ketua umum.
Nah, di tengah ketegangan itu, sejumlah sumber menyebut munculnya dorongan kuat agar PBNU segera menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB) atau mempercepat muktamar reguler yang sedianya baru akan berlangsung pada Desember 2026 mendatang, di Kota Surabaya. Wacana tersebut dinilai dapat menjadi jalan keluar untuk mengakhiri kegaduhan internal.
Bahkan, beredar rumor kemungkinan MLB atau muktamar dipercepat itu dilaksanakan pada 31 Januari 2026, bertepatan dengan momentum Satu Abad NU versi kalender Masehi. Ini merujuk pada tanggal berdirinya organisasi Islam terbesar yang didirikan oleh Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, pada 31 Januari 1926. Namun, kepastiannya masih menunggu musyawarah resmi PBNU yang kini sepenuhnya berada di bawah kendali Rais Aam sesuai surat edaran Syuriah.
Baca Juga: Breaking News! Beredar Surat Syuriah, Gus Yahya Bukan Lagi Ketua Umum PBNU
Sementara itu, Gus Yahya tetap menolak keputusan pemberhentiannya dan meminta agar seluruh polemik diselesaikan secara terhormat melalui forum tertinggi organisasi, yakni Muktamar NU. “Mari kita selesaikan dengan lebih terhormat. Apa pun masalahnya, kalau masih ada yang tidak terselesaikan, mari kita selesaikan melalui Muktamar, sehingga keutuhan organisasi terjaga, integritas organisasi tidak ternodai,” ujarnya di Jakarta seperti dilansir Antara, Rabu (26/11).
Mantan Sekretaris Umum (Katib Aam) Syuriah PBNU itu tidak menampik bahwa selama masa kepemimpinannya tentu terdapat kekurangan, seraya mengimbau semua pihak menjaga persatuan NU. “Tentu dalam memimpin saya tidak lepas dari kesalahan. Untuk itu, saya mengimbau kepada seluruh jajaran PBNU, termasuk memohon kepada Rais Aam untuk memikirkan dengan lebih dalam soal ini. Mari kita jaga keutuhan NU, kita jaga integritas organisasi,” katanya.
Baca Juga” PWNU Jatim Khuruj Minal Khilaf? Ini Respons Gus Mus Soal ‘Ontran-ontran’ PBNU
Gus Yahya juga menyinggung adanya indikasi upaya memecah belah NU melalui surat yang beredar mengenai pemberhentiannya. “Saya kira harus dicurigai seperti itu, ada yang menginginkan NU ini pecah. Kalau secara substansi maupun struktur sebetulnya sesuatu yang sama sekali tidak diperlukan, mengapa tiba-tiba begini? Tidak ada hujan, tidak ada angin, tiba-tiba dilakukan hal seperti ini,” ucapnya.
Dengan menguatnya dorongan MLB atau muktamar ke-35 NU dipercepat, dinamika internal PBNU diperkirakan akan terus bergerak cepat menjelang keputusan resmi dari Rais Aam dan jajaran Syuriah. Yang jelas, dinamika di NU sudah kerap terjadi. Dalam perkembangannya, konflik itu biasanya akan mereda seiring dengan waktu. Di kalangan warga Nahdliyin, mashur ada adagium: gegeran beruhah menjadi ger-geran. (*)
Baca Juga: Gus Yahya Diberhentikan, Dua Waketum Ini Berpeluang Jadi Penjabat Ketua Umum PBNU







