Ilmuan Sebut Kiamat Kian Dekat, Ini 4 Tanda Nyata di Dunia

oleh -547 Dilihat
Ilustrasi kiamat
Ilustrasi

Kabarbaik.co – Kekhawatiran akan terjadinya akhir dunia atau kiamat semakin meningkat setelah Jam Kiamat 2024 disetel ulang dan tetap berada di angka 90 detik menuju kehancuran. Hal ini disampaikan oleh Ilmuwan yang tergabung dalam Bulletin of the Atomic Scientists (BAS) dalam laporannya yang dirilis pada Selasa (23/1/2024).

Angka ini tidak bergerak dari Jam Kiamat tahun 2023. Meski demikian, ilmuwan memberikan peringatan bahwa ini bukan pertanda kestabilan melainkan Bumi konsisten mengalami tren buruk yang mengarah pada bencana global.

Sejumlah alasan dan perhitungan yang dikemukakan para ilmuwan yang memperkuat pernyataan mereka bahwa kiamat makin dekat adalah:

Ancaman nuklir

Salah satu alasan utama yang membuat para ilmuwan khawatir adalah ancaman nuklir. Perang Rusia di Ukraina tampaknya masih jauh dari selesai, dan penggunaan senjata nuklir oleh Rusia dalam konflik tersebut masih merupakan kemungkinan yang serius.

Selain itu, program belanja nuklir di tiga negara kekuatan nuklir terbesar yakni China, Rusia, dan Amerika Serikat, mengancam akan memicu perlombaan senjata nuklir tiga arah seiring dengan runtuhnya arsitektur pengendalian senjata dunia.

Perubahan iklim

Ancaman lain yang menjadi perhatian para ilmuwan adalah perubahan iklim. Tahun 2023, Bumi mengalami rekor tahun terpanas di tengah kondisi emisi gas rumah kaca global yang terus meningkat. Suhu permukaan laut global dan Atlantik Utara memecahkan rekor, dan es laut Antartika mencapai tingkat harian terendah sejak munculnya data satelit.

“Dunia sudah menghadapi risiko melebihi target Perjanjian Paris, yakni kenaikan suhu tidak lebih dari 1,5 derajat Celcius di atas suhu pra-industri. Hal ini terjadi karena kurangnya komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan tidak memadainya implementasi komitmen yang telah dibuat. Untuk menghentikan pemanasan lebih lanjut, dunia harus mencapai nol emisi karbon dioksida,” kata ilmuwan.

Ancaman biologis

Selain ancaman nuklir dan perubahan iklim, para ilmuwan juga menyoroti ancaman biologis yang terus berkembang. Revolusi dalam ilmu hayati dan teknologi terkait terus meluas, termasuk peningkatan kecanggihan dan efisiensi teknologi rekayasa genetika.

“Kami menyoroti satu isu yang menjadi perhatian khusus: konvergensi alat kecerdasan buatan (AI) dan teknologi biologis yang muncul dapat secara radikal memberdayakan individu untuk menyalahgunakan biologi,” sebut ilmuwan.

Para ilmuwan khawatir bahwa AI berbasis large language model (LLM) memungkinkan individu yang tidak mempunyai cukup pengetahuan untuk mengidentifikasi, memperoleh, dan menyebarkan agen biologis yang bisa membahayakan sejumlah besar manusia, hewan, tumbuhan, dan elemen lingkungan lainnya.

Bahaya AI

Salah satu perkembangan teknologi paling signifikan pada tahun lalu melibatkan kemajuan dramatis dalam kecerdasan buatan generatif. Kecanggihan chatbot berbasis LLM seperti ChatGPT, membuat beberapa pakar terkemuka menyatakan keprihatinan tentang risiko eksistensial yang timbul dari kemajuan pesat di bidang ini.

Para ilmuwan khawatir bahwa AI dapat memperbesar disinformasi dan merusak lingkungan informasi yang menjadi sandaran demokrasi. Upaya disinformasi yang didukung oleh AI dapat menjadi faktor yang menghambat dunia dalam menangani risiko nuklir, pandemi, dan perubahan iklim secara efektif.

Saat ini adopsi AI di lingkup militer berlangsung cepat. Penggunaan AI secara ekstensif sudah terjadi dalam bidang intelijen, pengawasan, pengintaian, simulasi, dan pelatihan.

Yang menjadi perhatian khusus adalah senjata otonom yang mematikan, yang dapat mengidentifikasi dan menghancurkan sasaran tanpa campur tangan manusia. Keputusan untuk menjadikan AI mengendalikan sistem fisik yang penting, khususnya senjata nuklir, dapat menimbulkan ancaman langsung terhadap umat manusia.

Meski demikian, masih ada harapan untuk mencegah terjadinya akhir dunia. Para ilmuwan menyerukan kepada dunia untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi risiko dari ketiga ancaman tersebut.

Langkah-langkah yang dapat diambil antara lain:

Menghentikan perang nuklir dan mengurangi ketegangan antara kekuatan nuklir.
Meningkatkan komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai target Perjanjian Paris.
Mengatur AI secara bertanggung jawab dan memastikan bahwa teknologi tersebut tidak digunakan untuk tujuan berbahaya.
Masa depan umat manusia tergantung pada tindakan yang diambil oleh dunia saat ini.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News



No More Posts Available.

No more pages to load.