Imam Syafi’i, Pengrajin Pesawat Tenaga Karet Asal Batu Tembus Pasar Internasional

oleh -99 Dilihat
WhatsApp Image 2025 07 20 at 15.35.29 1
Pesawat karet produksi Imam Syafi'i yang dipamerkan di workshop miliknya. (Foto: P. Priyono)

KabarBaik.co – Imam Syafi’i, warga Kelurahan Ngaglik, Kota Batu, sukses memproduksi dan memasarkan pesawat tenaga karet ke berbagai daerah di Indonesia bahkan hingga mancanegara. Usaha yang ia rintis sejak 2016 silam itu kini mampu mengirim pesawat buatannya ke Uni Emirat Arab, India, Mesir, hingga Amerika Serikat dan Polandia.

Imam memproduksi sendiri berbagai jenis pesawat tenaga karet, mulai dari model untuk pemula hingga pesanan khusus untuk kompetisi. Dalam sehari, ia mengaku bisa menerima 30 hingga 50 pesanan. Namun jumlah tersebut kerap ia batasi agar tetap bisa menjaga kualitas produksi.

“Pesanan datang hampir setiap hari. Kalau terlalu banyak justru bisa kewalahan. Jadi saya batasi supaya pengerjaannya tetap maksimal,” ujar Imam saat ditemui di workshop miliknya, Minggu (20/7).

Pesawat tenaga karet atau dikenal juga dengan istilah free flight ini ditawarkan dengan berbagai varian harga. Untuk model kit standar, harganya dibanderol antara Rp 37 ribu hingga Rp 200 ribu.

Sedangkan pesanan khusus, terutama untuk kebutuhan lomba atau desain spesifik, bisa mencapai harga Rp 2,5 juta hingga Rp 4,5 juta per unit. “Mahal karena tingkat kesulitannya tinggi, mulai dari desain, proses pembuatan, hingga pengaturan agar bisa terbang maksimal. Waktunya juga lebih lama,” jelasnya.

Saat ini Imam memproduksi sedikitnya 12 desain pesawat tenaga karet. Ia juga membuka opsi pemesanan kustom sesuai kebutuhan pembeli. Produk buatannya bisa digunakan untuk penerbangan indoor maupun outdoor, dengan durasi terbang normal antara 30 hingga 45 detik. Namun dalam kondisi optimal, terutama di perlombaan, durasi terbang bisa mencapai hingga delapan menit.

Aktivitas Imam tak hanya berhenti di produksi dan penjualan. Ia juga aktif memberikan pelatihan dan edukasi tentang pesawat tenaga karet di sekolah dan kampus. Banyak mahasiswa datang langsung ke workshop miliknya untuk belajar langsung proses perakitan dan pengoperasian.

Ketertarikan Imam terhadap dunia pesawat dimulai sejak masa kecil. “Inspirasi ini timbul, saat sering bermain pesawat kertas bersama teman-temannya di daerah Pujon. Ketertarikan itu kemudian berkembang saat SMA, di mana saya mulai bermain helikopter remote control, hingga akhirnya serius menekuni produksi pesawat tenaga karet secara otodidak sejak 2008,” tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: P. Priyono
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.