KabarBaik.co – Provinsi Jawa Timur (Jatim) kembali membuktikan ketangguhan ekonominya di kancah nasional. Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2025, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jatim sukses menembus angka 3,88 persen, mencatat penurunan paling signifikan di seluruh Pulau Jawa.
Capaian ini menjadi bukti nyata efektivitas kebijakan daerah dalam memperkuat sektor ketenagakerjaan, menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi dengan penurunan TPT tertinggi, yakni 0,31 persen poin dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Agustus 2024).
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan rasa syukurnya atas kinerja kolektif ini. Beliau menekankan bahwa penurunan angka pengangguran yang drastis ini mencerminkan fondasi ekonomi yang kuat.
“Alhamdulillah, TPT Jawa Timur menjadi yang tertinggi penurunannya di Pulau Jawa. Ini adalah sinyal bahwa ekonomi kita tidak hanya tangguh, tetapi juga inklusif. Capaian luar biasa ini merupakan hasil kerja keras bersama seluruh elemen, mulai dari dunia usaha, industri, pelaku UMKM, hingga masyarakat yang bersinergi menciptakan lapangan kerja produktif dan berkelanjutan,” ujar Khofifah di Surabaya, Rabu (12/11).
Laju penurunan pengangguran di Jawa Timur berjalan jauh lebih kuat, menempatkan Jatim unggul jauh dari provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa. Dalam periode yang sama, DKI Jakarta hanya turun 0,16 persen poin, Jawa Tengah turun 0,12 persen poin, sementara Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Banten hanya mencatat penurunan tipis di bawah 0,02 persen poin.
Dalam lima tahun terakhir, Jatim menunjukkan konsistensi yang patut diapresiasi, di mana TPT terus mencatatkan tren penurunan sejak 2021 (5,74 persen) hingga kini mencapai 3,88 persen pada 2025. Penurunan TPT Jatim yang termanage dengan baik ini sekaligus menegaskan bahwa percepatan penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur berjalan jauh lebih optimal dibandingkan TPT nasional yang turun dari 6,49 persen menjadi 4,85 persen.
Gubernur Khofifah menjelaskan, penurunan angka pengangguran ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Jatim yang tetap terjaga apik. Pada Triwulan III 2025, perekonomian Jawa Timur tumbuh sebesar 5,22 persen (year-on-year), melampaui pertumbuhan nasional yang berada di angka 5,04 persen.
Pertumbuhan yang solid ini didorong oleh sektor-sektor kunci, antara lain industri pengolahan, perdagangan, transportasi dan pergudangan, serta sektor pertanian yang terus menjadi penopang utama struktur ekonomi daerah.
Daya tarik investasi pun semakin menguat. Sepanjang Semester I 2025, realisasi investasi di Jawa Timur mencapai Rp74,69 triliun, yang terdiri dari 73.148 proyek dan berhasil menyerap lebih dari 130.000 tenaga kerja. Kepercayaan pelaku usaha terhadap iklim investasi yang kondusif, terkelola baik, dan mampu memberikan nilai tambah menjadi faktor pendorong utama.
Untuk menjaga momentum positif ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus memperluas akses kesempatan kerja sekaligus meningkatkan kompetensi tenaga kerja lokal. Berbagai program dijalankan dengan fokus inklusivitas dan daya saing.
Salah satu langkah nyata adalah penyelenggaraan Job Fair Inklusif 2025, yang menawarkan 5.589 lowongan kerja dari 67 perusahaan, termasuk membuka peluang bagi penyandang disabilitas. Selain itu, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jatim menyediakan enam paket pelatihan gratis di UPT BLK Wonojati Malang untuk mengasah keterampilan tenaga kerja.
Tak hanya itu, sektor UMKM dan ekonomi kreatif juga terus digenjot melalui fasilitasi pemasaran dan perlindungan kekayaan intelektual, salah satunya melalui gelaran Jatim Fest 2025.
“Kami terus memperkuat sinergi lintas sektor agar tenaga kerja Jawa Timur makin kompeten, produktif, dan berdaya saing. Dengan begitu, peluang kerja baru dapat terus tumbuh dan kesejahteraan masyarakat meningkat,” tegas Khofifah.
Capaian positif ini, tutup Gubernur, sangat selaras dengan semangat ‘Jatim Tangguh, Terus Bertumbuh’ serta mencerminkan filosofi ‘Jatim Bisa’ yang bermakna Berdaya, Inklusif, Sinergi, dan Adaptif. Beliau mengajak seluruh pihak untuk menjaga kekuatan kolektif ini agar manfaat pertumbuhan ekonomi dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat Jawa Timur.






