KabarBaik.co. Jawa Timur juga termasuk wilayah rawan bencana hidrometeorologi. Mulai dari banjir, tanah longsor, kekeringan, hingga gempa bumi. Menyikapi kondisi itu, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) PWNU Jawa Timur membentuk empat zona kerja penanggulangan bencana . Tujuannya, mempermudah koordinasi dan memperkuat aksi peduli lingkungan kawasan.
Langkah tersebut menjadi bagian dari kerangka besar Gerakan AMAL (Aksi Mitigasi dan Adaptasi Lingkungan) yang disepakati dalam Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) LPBI NU se-Jawa Timur di Kantor PWNU Jawa Timur, Jumat (9/8). Empat zona kerja yang dibentuk meliputi wilayah Mataraman, Tapalkuda, Pantura, dan Madura.
Ketua LPBI NU Jawa Timur Syaiful Amin menjelaskan, pembentukan zona kerja ini mempertimbangkan kesamaan kultur, kedekatan wilayah, serta potensi ancaman bencana yang menjadi tantangan di masing-masing daerah. “Model zona kerja ini mempermudah koordinasi, memperkuat kapasitas di tingkat PC, dan memungkinkan aksi peduli lingkungan yang lebih tepat sasaran berdasarkan kebutuhan tiap wilayah,” ujarnya di Surabaya, Minggu (10/8).
Dia menambahkan, pelatihan dan aksi penanggulangan bencana juga akan dilakukan berbasis zona. Dengan demikian, materi dan metode dapat disesuaikan dengan karakteristik daerah. Sistem ini, lanjut Syaiful, menjadi bagian dari program Rumah Siaga LPBI NU Jatim yang bertujuan membangun kesiapsiagaan masyarakat secara berkelanjutan.
Syaiful menegaskan, LPBI NU Jawa Timur akan memperkuat jejaring kemitraan dengan berbagai instansi dan perguruan tinggi, khususnya di bidang manajemen bencana dan pengelolaan lingkungan. Harapannya, kemitraan ini dapat mengatasi ketimpangan kapasitas penanggulangan bencana di berbagai wilayah.
Sementara itu, Wakil Ketua PWNU Jawa Timur Prof Dr H Suparto Wijoyo yang juga Guru Besar Hukum Lingkungan Universitas Airlangga, menyatakan, NU memiliki kemampuan dan basis nilai yang kuat untuk merespons tantangan bencana dan isu lingkungan.
“Gagasan yang kini dianggap modern sejatinya telah menjadi bagian dari ajaran dan tradisi NU sejak lama. Karena itu, kami mendukung penuh LPBI NU Jawa Timur untuk bersinergi memfasilitasi kegiatan di tingkat cabang sesuai kesepakatan,” tegasnya.
Dengan adanya empat zona kerja ini, LPBI NU Jatim berharap penanganan bencana di Jawa Timur dapat dilakukan lebih cepat, terkoordinasi, dan sesuai kebutuhan di lapangan, sehingga risiko bencana dapat diminimalkan dan ketahanan lingkungan semakin kuat. (*)