KabarBaik.co – HIV masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di Indonesia, termasuk di Bojonegoro. Hingga November 2025, tercatat 358 kasus HIV di Bojonegoro menurun dibandingkan tahun 2024 yang tercatat 417 kasus.
Paiman, Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Bojonegoro, mengungkapkan bahwa meskipun jumlah kasus menurun, Indonesia tetap berada di peringkat 14 dunia dengan jumlah penderita HIV terbanyak. Sementara, Jawa Timur menduduki peringkat kedua di tingkat nasional, dan untuk kabupaten Bojonegoro berada di peringkat sebelas.
“Penyakit HIV menular melalui cairan tubuh tertentu, tetapi penularannya tidak semudah yang dibayangkan. Penderita tetap bisa bersosialisasi dan tidak perlu mengucilkan diri,” jelas Paiman.
Ia menekankan pentingnya bagi penderita untuk rutin mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter dan menjaga pola hidup sehat, baik secara fisik maupun mental, untuk menghambat perkembangan virus HIV.
Sementara itu Suharto, Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV Bojonegoro, menambahkan bahwa mayoritas penderita HIV di Bojonegoro berusia antara 26 hingga 50 tahun. Ia menegaskan bahwa sosialisasi pencegahan harus lebih difokuskan pada generasi muda yang rentan terjerumus dalam perilaku berisiko, seperti seks bebas.
“Sosialisasi kepada generasi muda kami galakkan terus, karena mereka adalah kelompok yang paling rentan terhadap penularan HIV,” ungkap Suharto.
Pemkab Bojonegoro bersama Dinkes dan berbagai pihak terkait berkomitmen untuk terus meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian HIV di daerah tersebut melalui berbagai program edukasi dan penyuluhan. (*)








