KabarBaik.co – Anggota DPRD Jawa Timur Sumardi menggandeng Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Mojokerto dalam upaya memberantas peredaran narkoba di wilayah Kabupaten Jombang. Sarasehan ini bertajuk “Penyuluhan Pendidikan Anti Narkoba untuk Mewujudkan Lingkungan Bersih Bebas Narkoba” yang dihadiri ratusan warga.
Dalam kegiatan ini, Sumardi yang juga anggota Komisi A DPRD Jatim dari Fraksi Partai Golkar, menyoroti tingginya kasus narkoba di Jombang. Ia menyebut daerah berjuluk Kota Santri itu masih masuk dalam 10 besar kasus narkoba secara nasional, bahkan menempati posisi ketiga tertinggi di Jawa Timur.
“Narkoba di Kabupaten Jombang ini luar biasa pergerakan dan peredarannya. Informasi terakhir menyebutkan Jombang masuk urutan ketiga se-Jatim,” kata Sumardi saat diwawancarai pada Sabtu (31/5).
Menurutnya, peredaran narkoba yang masif ini bisa mencoreng predikat Jombang sebagai Kota Santri. Karena itu, pihaknya mengajak semua elemen masyarakat terlibat aktif dalam upaya pencegahan, termasuk melalui edukasi dan sosialisasi.
Dalam sarasehan ini, Sumardi menghadirkan Analis Penyuluh Muda dari BNNK Mojokerto dan pengamat hukum Tito Prasetyo sebagai narasumber. Keduanya memberikan pemaparan mulai dari sisi hukum hingga strategi pencegahan penyalahgunaan narkoba.
Tak hanya sosialisasi, Sumardi juga berencana membentuk kader desa anti narkoba di setiap desa. Menurutnya, upaya ini lebih realistis ketimbang membentuk struktur BNN di tingkat desa yang memerlukan anggaran besar dan merupakan wewenang pemerintah pusat.
“Pembentukan BNNK di desa itu ranahnya BNN, dan butuh anggaran besar. Tapi kalau kader anti narkoba, bisa kita mulai dari kegiatan sarasehan ini,” jelasnya.
Kader yang dibentuk nantinya akan mendapatkan pelatihan khusus agar memiliki pemahaman yang cukup dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.
“Masyarakat yang ingin jadi bagian dari gerakan ini harus benar-benar paham dulu soal narkoba,” tegasnya.
Pantauan di lokasi, kegiatan diikuti sekitar 200 peserta dari berbagai kalangan. Setelah sesi pemaparan, acara dilanjutkan dengan dialog interaktif antara peserta dan narasumber.(*)