Limbah Daging Dibuang ke Sungai Brantas Jombang, Ini Dampak Buruknya Bagi Ekosistem

oleh -59 Dilihat
4f0125a3 3ecc 475c 9ce7 44936c52bbe0
Limbah daging dibuang ke Sungai Brantas Jombang (tangkapan layar)

KabarBaik.co – Aksi pembuangan limbah daging ke Sungai Brantas, tepatnya di Jembatan Ploso, Jombang, memicu keprihatinan masyarakat. Sebuah video yang merekam pikap membuang limbah tersebut ke sungai viral di media sosial yang menyulut keresahan di kalangan warga.

Dalam video yang beredar, tampak sebuah pikap berhenti di atas jembatan, kemudian membuang limbah yang diduga merupakan sisa daging bercampur darah ke dalam aliran sungai. Aksi tersebut langsung memicu kecaman, terutama dari kalangan pemerhati lingkungan.

Amiruddin Muttaqin, peneliti dari Ecological Observation and Wetland Conservation (ECOTON), mengkritik keras tindakan pembuangan limbah tersebut. Menurut Amiruddin, limbah daging busuk yang terbuang ke sungai berpotensi mencemari sumber air yang digunakan oleh masyarakat.

“Daging busuk yang bercampur darah ini bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri patogen seperti E-coli dan Salmonella. Sebagian besar air Sungai Brantas digunakan sebagai bahan baku PDAM, yang berarti masyarakat berisiko terpapar bakteri dan virus berbahaya,” ujar Amiruddin, Selasa (2/12).

Amiruddin menambahkan paparan bakteri patogen dari limbah tersebut dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan, sakit perut, bahkan infeksi darah yang lebih serius. Infeksi Salmonella, misalnya, dapat memicu demam tinggi, nyeri otot, dan dalam kasus parah bisa mengarah pada meningitis.

Tak hanya masalah kesehatan, ECOTON juga menyoroti lemahnya pengawasan terhadap pembuangan limbah di area tersebut. Mereka mendesak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jombang untuk mengambil langkah tegas terhadap pelaku pembuangan limbah.

“Tindakan ini jelas melanggar peraturan, dan kami meminta DLH untuk memberikan efek jera kepada pelaku. Jangan sampai ada yang merasa bebas membuang limbah sembarangan tanpa ada konsekuensi,” tambah Amiruddin.

Amiruddin juga mengkritik minimnya pengawasan di titik-titik rawan pembuangan limbah, seperti kurangnya pemasangan CCTV atau papan imbauan yang bisa mengingatkan masyarakat untuk menjaga kebersihan. Ia menganggap alasan kekurangan personel DLH yang sering diajukan sebagai kendala tidak dapat diterima.

“Jika kekurangan personel menjadi alasan, itu menunjukkan kurangnya keseriusan DLH dalam menjaga lingkungan. DLH seharusnya melibatkan masyarakat, misalnya dengan membentuk komunitas lingkungan seperti santri jogo kali, untuk membantu mengawasi titik-titik rawan,” lanjutnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala DLH Kabupaten Jombang, Miftahul Ulum, mengonfirmasi bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait insiden ini. Ia menyebutkan bahwa tim DLH sudah turun ke lokasi untuk mengidentifikasi pelaku serta sumber limbah yang dibuang ke sungai.

“Kami sedang bekerja sama dengan instansi terkait, seperti Satpol PP dan PUPR, untuk mengidentifikasi pelaku dan asal-usul limbah ini. Proses penyelidikan masih berlangsung,” ujar Miftahul.

Miftahul juga mengingatkan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Ia mengimbau warga untuk segera melapor jika menemukan tindakan serupa di masa mendatang, karena pembuangan limbah sembarangan dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan.

“Pembuangan limbah seperti ini tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Kami akan terus berupaya agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” tegasnya.

Hingga berita ini diterbitkan, penyelidikan terkait identitas pelaku dan asal-usul limbah masih terus dilakukan. DLH Jombang berharap masyarakat dapat berperan aktif dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan di sekitar mereka. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Teguh Setiawan
Editor: Imam Wahyudiyanta


No More Posts Available.

No more pages to load.