KabarBaik.co – Pemkab Bojonegoro tengah merancang pembangunan Jalan Lingkar Selatan (JLS) sebagai solusi untuk mengurai kepadatan lalu lintas yang kerap terjadi di pusat kota, terutama yang melibatkan kendaraan besar. Langkah ini diambil mengingat tingginya volume kendaraan berat yang melintas, yang turut memperburuk kondisi kemacetan di kawasan perkotaan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bojonegoro Achmad Gunawan Ferdiansyah menyampaikan bahwa Pemkab Bojonegoro telah melakukan pembahasan terkait pembangunan JLS termasuk pada studi kelayakan pembangunan jalan lingkar.
“Rapat ini membahas proyeksi pengembangan JLS, termasuk wilayah-wilayah yang akan dilalui,” ujar Gunawan, Selasa (2/12).
Rencananya, JLS akan melintasi empat kecamatan, yaitu Balen, Kapas, Dander, dan Kalitidu. Jalan ini nantinya akan memiliki dua ujung, dengan ujung timur bersimpangan dengan Jalan Raya Bojonegoro–Babat di Desa Kabunan, Kecamatan Balen, dan ujung baratnya bersimpangan dengan Jalan Raya Bojonegoro–Cepu di Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu.
Selain untuk mengurangi kemacetan di perkotaan, pembangunan JLS juga diharapkan dapat membuka akses ke wilayah-wilayah baru yang memiliki potensi ekonomi, memberikan dampak positif bagi perekonomian Kabupaten Bojonegoro.
“JLS bukan hanya untuk mengurai lalu lintas, tetapi juga membuka jalur perekonomian baru,” kata Gunawan.
Gunawan menambahkan untuk panjang JLS yang direncanakan mencapai 17 hingga 20 kilometer, dengan dua titik persimpangan utama yang akan dilengkapi dengan flyover, mengingat adanya rel kereta api di kedua ujung jalan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Penataan Ruang (DPUBMPR) Bojonegoro, Chusaivi Ivan Rachmanto, menjelaskan bahwa pembangunan JLS akan sepenuhnya membangun jalan baru, tanpa menumpangi jalan yang sudah ada.
Pembebasan lahan untuk proyek ini dijadwalkan dimulai pada 2027, sementara konstruksi jalan diperkirakan akan dimulai pada 2028. Dengan langkah ini, Pemkab Bojonegoro berharap dapat mengurangi kemacetan dan meningkatkan kualitas konektivitas antarwilayah, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih merata. (*)








