QRIS Tumbuh Paling Cepat, Lampaui Kartu Kredit dan Debit

oleh -142 Dilihat
IMG 20250719 WA0002
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Ibrahim.

KabarBaik.co – Sejak pertama kali diluncurkan pada 2019, sistem pembayaran digital Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) terus menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Dari sisi pengguna maupun transaksi, QRIS bahkan telah melampaui capaian kartu kredit dan debit dalam kurun waktu yang jauh lebih singkat.

“Kami tidak menyangka QRIS berkembang secepat ini. Keberhasilan suatu inovasi bisa dilihat dari seberapa cepat ia menjawab kebutuhan masyarakat dan sejauh mana penggunaannya meluas.

Pertumbuhan QRIS yang luar biasa ini menunjukkan keberhasilannya,” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Ibrahim dalam acara Capacity Building Media di Malang, Jumat malam (18/7/) .

Ibrahim membandingkan akselerasi QRIS dengan kartu kredit dan debit. Ia menyebutkan, untuk mencapai 50 juta pengguna, kartu kredit dan debit membutuhkan waktu hingga 25 tahun.

Sementara itu, berdasarkan data Bank Indonesia per Maret 2025, jumlah pengguna QRIS telah menembus angka 56,28 juta. Jumlah merchant yang menerima QRIS pun mencapai 38,1 juta, dengan total perangkat Electronic Data Capture (EDC) sebanyak 2,3 juta unit.

“Kalau suatu inovasi dianggap benar-benar dibutuhkan, tingkat adopsinya akan sangat cepat. Karena itu, BI juga aktif menyosialisasikan berbagai program dan inovasi secara luas,” tegasnya.

Sementara itu, Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI KPw Jatim, Himawan Kusprianto, menambahkan bahwa lonjakan penggunaan QRIS juga dipengaruhi oleh beberapa faktor penting, termasuk kemudahan penggunaan, masifnya penggunaan ponsel pintar, serta partisipasi aktif generasi muda, khususnya Gen Z.

“Gen Z menjadi pengguna yang sangat potensial karena populasinya besar, yakni sekitar 75,49 juta jiwa atau 27,94 persen dari total penduduk Indonesia,” ungkap Himawan.

Ia merinci proporsi generasi lainnya: generasi milenial sebanyak 69,9 juta orang (25,87 persen), generasi X 59,12 juta (21,88 persen), generasi baby boomer 31,23 juta (11,56 persen), dan generasi alpha 29,9 juta (10,88 persen).

Himawan juga menyoroti peran penting QRIS dalam mendukung digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hingga Maret 2025, sebanyak 38,1 juta pelaku usaha telah menggunakan QRIS. Dari jumlah tersebut, 57,52 persen merupakan usaha mikro, 29,59 persen usaha kecil, 5,89 persen usaha menengah, dan 3,37 persen usaha besar.

“QRIS menjadi fondasi digital yang sangat strategis bagi pelaku UMKM, yang memang mendominasi struktur ekonomi nasional,” ujarnya.

Menariknya, penggunaan QRIS kini tidak terbatas pada transaksi domestik saja. Sistem ini juga mulai dimanfaatkan oleh warga negara asing melalui fitur pembayaran lintas negara (cross border payment).

“Peningkatan efisiensi layanan pembayaran lintas negara merupakan komitmen global, termasuk di forum G20 dan ASEAN. Indonesia telah memasukkannya dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030,” tutur Himawan.

Melalui skema Regional Payment Connectivity, QRIS saat ini sudah terintegrasi dengan sistem pembayaran di Thailand, Malaysia, dan Singapura. Kerja sama ini akan diperluas ke negara lain seperti India, Korea Selatan, Jepang, dan Uni Emirat Arab.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Dani
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.