KabarBaik.co – Tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga para korban yang hingga kini masih belum ditemukan keberadaannya. Sudah dua pekan berlalu, baru 49 orang ditemukan. Dengan rincian 30 orang ditemukan selamat dan 19 orang meninggal dunia.
Sesuai data manifest, total kapal itu membawa 65 penumpang termasuk crew. Artinya, hingga kini masih ada 16 orang yang masih belum ditemukan.
Salah satu korban yang belum ditemukan adalah Suyono, 29 tahun, beralamat di Lingkungan Secang Timur, Kelurahan/Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Ia merupakan anak buah kapal (ABK) KMP Tunu Pratama Jaya.
Keluarga, terutama sang istri, Isniah, hingga kini masih menanti kejelasan soal kabar sang suami.
“Harapannya suami saya bisa pulang,” ucap Isniah saat dikunjungi Anggota DPR RI, Bambang Haryo Soekartono di rumahnya, Jumat malam (18/7).
Isniah tengah mengandung anak kedua dan usia kandungannya kini memasuki bulan kesembilan. Ia juga mengasuh anak pertama yang masih berusia lima tahun.
Saat bercerita, Isniah tak kuasa menahan tangis. Air matanya tumpah saat mengenang suami yang pamit berangkat kerja dan belum kembali.
Menurut keterangan keluarga, sejak kejadian nahas itu belum ada perwakilan perusahaan yang datang langsung ke rumah. Pihak perusahaan sempat menghubungi lewat telepon namun hanya sebatas urusan administrasi.
Harapan terakhir keluarga tertuju pada bangkai kapal yang sudah teridentifikasi lokasinya agar bisa segera diangkat ke permukaan. Mereka menduga korban masih berada di dalam kapal.
Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono yang datang ke rumah korban menyampaikan dukungan penuh terhadap harapan keluarga.
Dia menyebut, pengangkatan bangkai kapal bukan hanya keinginan keluarga, tetapi juga kewajiban yang diatur dalam Undang-Undang.
“Sesuai UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, kapal yang tenggelam wajib diangkat oleh operator. Dalam kasus ini, KMP Tunu tenggelam di kawasan lintasan transportasi laut yang juga merupakan jalur migrasi satwa dan kawasan konservasi,” tegas Bambang.
Menurutnya, membiarkan bangkai kapal di dasar laut bukan hanya membahayakan keselamatan pelayaran, tapi juga berpotensi mengganggu ekosistem laut.
“Saya minta tim SAR gabungan harus menuntaskan pencarian ini. Termasuk pengangkatan bangkal kapal dari dasar laut,” ucapnya.
Dalam lawatannya tersebut Bambang juga menyerahkan bantuan berupa uang tunai dan perlengkapan sekolah serta pakaian untuk anak korban sebagai bentuk empati dan dukungan moral.