KabarBaik.co – Sehari setelah kisah Mohamad Arifin, 34 tahun, warga Desa Mojokrapak, Tembelang, Jombang, ramai diberitakan media, tim dari RSUD Jombang langsung turun tangan. Tiga petugas datang melakukan observasi ke rumah tempat Arifin dirawat.
Setiba di lokasi, tim medis mengecek kondisi fisik Arifin yang hanya bisa terbaring lemas di atas tempat tidur. Pemeriksaan juga mencakup pengecekan tekanan darah serta tanda-tanda vital lainnya.
Plt Kasi Perawatan RSUD Jombang, Seputro Edhy, mengatakan kedatangan tim merupakan instruksi langsung dari Direktur RSUD Jombang Pudji Umbaran setelah menerima laporan mengenai kondisi Arifin.
“Kita lihat kebutuhannya apa dari sisi kesehatan. Tim sudah mendatangi rumah, melakukan pemeriksaan. Dari situ diketahui tensi tubuh pasien Arifin normal, tanda-tanda vitalnya normal, makan minum masih mau walaupun harus dibantu,” ujar Seputro Edhy kepada wartawan, Kamis (27/11).
Menurut Edhy, hal yang paling perlu mendapat perhatian adalah kondisi kedua kaki Arifin yang kini kaku karena lama tidak digerakkan.
“Karena lama tidak digerakkan dan dilatih. Itu yang menjadi prioritas penanganan dari segi kesehatan,” jelasnya.
Untuk sementara, pihak rumah sakit belum dapat memberikan diagnosis. Namun Arifin membutuhkan penanganan terapi agar kekakuan tidak semakin parah serta mencegah luka tekan pada punggung dan pantat.
Diberitakan sebelumnya, kondisi Arifin memprihatinkan setelah setahun terakhir hanya bisa terbaring tanpa mampu bergerak atau merespons percakapan. Sejak lahir ia mengalami disabilitas akibat gangguan saraf.
Keadaan Arifin makin memburuk setelah kedua orang tuanya meninggal dunia. Tanpa perawatan dan perhatian keluarga, ia sempat terlantar hingga akhirnya dipindahkan oleh kakak iparnya, Elik Narodo, 39 tahun, ke rumahnya di Dusun Menganto, Desa Menganto, Mojowarno pada September 2025.
“Sejak lahir sudah sakit, matanya nggak normal dan gerak terus. Pernah operasi waktu bayi, tapi sarafnya kena dan bikin dia jadi disabilitas,” ujar Elik, Kamis (27/11). (*)






