KabarBaik.co – Memasuki musim hujan, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jabon, Sidoarjo, diperkirakan menerima lebih banyak sampah dibanding hari-hari normal. Biasanya, TPA ini menampung sekitar 550 ton sampah per hari, tetapi pada hari puncak seperti Senin dan Selasa jumlahnya meningkat menjadi sekitar 600 ton.
Kepala UPT TPA Jabon Hajid Arif Hidayat mengatakan kenaikan ini tidak lepas dari pengiriman sampah dari kegiatan normalisasi sungai yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum (PU).
“Memang cenderung naik, karena sampah sungai ikut dikirim ke TPA,” ungkap Hajid, Rabu (12/11).
Sampah hasil normalisasi sungai sebagian diolah menjadi sedimen untuk penguatan tanggul, sedangkan sisanya dibawa ke TPA Jabon. Hajid menekankan bahwa sampah dari sungai dibedakan dengan sampah dari darat.
Data UPTD TPA Benowo menunjukkan adanya peningkatan volume sampah dari sungai. Pada Oktober tercatat 16 ton, sementara di awal November sudah mencapai 90,73 ton. Hajid memprediksi tren kenaikan ini akan berlanjut seiring intensitas hujan meningkat.
Meski ada tambahan sekitar 50 ton per hari saat musim hujan, TPA Jabon masih mampu menampung sampah.
“Insyaallah kapasitas TPA masih mencukupi. Sampah dari sungai rata-rata masuk landfill,” jelas Hajid.
Hajid menambahkan sampah yang masuk ke TPA dikategorikan berdasarkan sumbernya, seperti rumah tangga, pasar, PUBSDA, dan sungai DLHK. Persentase sampah organik dan anorganik hampir seimbang, sekitar 50-60 persen organik dan sisanya anorganik.
Selain itu, setiap minggu biasanya hanya ada beberapa sampah besar yang masuk, seperti kasur kapuk dari rumah tangga. “Sampah besar jarang masuk, paling seminggu dua kasur kapuk,” ujarnya.
Sampah besar ini tidak diolah oleh TPA, melainkan diambil pemulung untuk dijual kembali sebagai barang bekas. “Kasur biasanya diambil pemulung, satu lembar bisa dijual Rp 50.000,” tambah Hajid.
Dengan kesiapan TPA Jabon yang memadai, pihak pengelola optimistis dapat mengatasi lonjakan sampah selama musim hujan, sekaligus menjaga lingkungan tetap bersih. (*)
