Wagub Jatim Ziarah ke Makam Kiai Tumenggung Poesponegoro di Gresik

oleh -218 Dilihat
fc293ec9 3927 4a67 a0b6 ad825e3042c4
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak saat ziarah ke makam Kiai Tumenggung Poesponegoro, Bupati Gresik pertama. (Foto: Muhammad Wildan Zaky)

KabarBaik.co — Peringatan dan selamatan Haul ke-306 Kiai Tumenggung Poesponegoro, Bupati Gresik pertama yang menjabat pada 1688–1696, berlangsung khidmat di Taman Makam Pahlawan Gresik pada Minggu, (20/7).

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak hadir langsung dan melakukan ziarah ke makam tokoh sentral dalam sejarah pemerintahan Gresik tersebut.

Emil Dardak datang dan disambut oleh Ketua DPRD Gresik Syahrul Munir dan Ketua Yayasan Poesponegoro Imron Arifin untuk melakukan ziarah.

Setelah berziarah, Wagub Emil turut mengikuti rangkaian acara haul yang dibuka dengan doa, dilanjutkan dengan mocopatan dan sambutan-sambutan dari para tokoh yang hadir.

Dalam sambutannya, Wagub Emil menyampaikan rasa syukurnya dapat berziarah ke makam Kiai Tumenggung Poesponegoro. Ia menegaskan pentingnya mengenang jejak sejarah, terlebih di tengah pesatnya pembangunan di Gresik.

“Gresik adalah bagian dari Gerbang Kertasusila, yang di antaranya ada Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan,” ujar Emil. Ia kemudian menyinggung posisi strategis Jawa Timur dalam perekonomian nasional.

“Jawa Timur adalah provinsi terbesar kedua di Indonesia dengan jumlah penduduk 42 juta. Jumlah ini melebihi jumlah penduduk negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Setelah DKI Jakarta, perekonomian terbesarnya juga berada di Jawa Timur. Ada 38 provinsi se-Indonesia, tapi seperenam dari perekonomian Indonesia disumbang oleh Jawa Timur,” lanjutnya.

Emil juga menekankan peran penting Gresik dalam kontribusi ekonomi regional. “Separuh dari perekonomian Jawa Timur, hampir separuhnya disumbang dari daerah Gerbang Kertasusila, yang di dalamnya tentu ada Gresik. Gresik adalah kabupaten yang penuh dengan potensi besar, dilihat dari ekonomi dan investasi besar ini ada di Kabupaten Gresik,” katanya.

Meski demikian, ia mengingatkan agar masyarakat dan pemerintah tidak melupakan akar sejarahnya. “Seiring modernisasi, kita tidak boleh melupakan sejarah, melupakan jejak-jejak pendahulu kita. Kita bersyukur bahwa Gresik menjemput masa depan pembangunan yang sangat giat, tapi tidak pernah melupakan sejarah. Ini adalah suatu hal yang baik, manakala tempat cagar budaya ini terus mendapatkan perhatian dari pemerintah. Insyaallah Pemprov dan Pemkab Gresik akan bersama-sama menjaga tempat bersejarah ini,” ucap Emil.

Sementara itu, Ketua Yayasan Poesponegoro, Imron Arifin, dalam sambutannya mengisahkan kiprah Kiai Tumenggung Poesponegoro saat menjabat sebagai Bupati pertama Gresik. Ia menyebut bahwa pembangunan pertama yang dilakukan adalah membangun masjid jami’ yang sebelumnya rusak akibat peperangan.

“Yang pertama kali dibangun adalah Masjid Jami’ yang dibangun oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim yang sebelumnya rusak karena peperangan, karena pada zaman tersebut sebelum beliau diangkat menjadi bupati oleh Raja Amangkurat II telah terjadi sebuah peperangan dan pemberontakan yang semua seisi kota Gresik dibakar termasuk Masjid Jami’. Maka dari itu di sana ada peninggalannya yaitu beduk Poesponegoro,” ujar Imron.

Setelah membangun kembali masjid, Kiai Tumenggung Poesponegoro kemudian mendirikan pendopo kabupaten, pasar, dan infrastruktur lainnya. “Beliau juga membuat kebijakan untuk setiap dusun harus memiliki langgar. Oleh karena itu beliau dikenal sebagai umaro sekaligus ulama,” imbuh Imron.

Peringatan haul ini tidak hanya menjadi bentuk penghormatan terhadap tokoh pendiri Kabupaten Gresik, namun juga momentum refleksi atas kesinambungan pembangunan yang berpijak pada nilai-nilai sejarah dan budaya.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Muhammad Wildan Zaky
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.