KabarBaik.co – Selama sepekan kedepan, kawasan Makam Sunan Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik punya gawe besar. Yakni rangkaian Haul ke-519 Kanjeng Sunan Giri (Muhammad Ainul Yaqin) yang berlangsung selama tujuh hari, 22-28 September 2024.
Informasi yang dihimpun, rangkaian Haul ke-519 Kanjeng Sunan Giri dimulai hari Minggu (22/9) dengan acara Pawai TPQ dan berakhir di tanggal 28 September dengan kegiatan santunan anak yatim piatu. Berikut ini rinciannya.
Minggu, 22 September 2024
– Pawai TPQ
– Pukul: 06.00 WIB-Selesai
– Start: Kantor Kecamatan Kebomas
– Finish: Parkir Brak Sunan Giri
Senin, 23 September 2024
– Tadarrus Bil Ghoib Putri
– Pukul: 05.00-16.00 WIB
Selasa, 24 September 2024
– Tadarrus Bil Ghoib Putra
– Pukul: 05.00-16.00 WIB
Rabu, 25 September 2024
– Tadarrus Alquran Putri, diikuti jemaah tadarrus se-Kecamatan Kebomas. Pukul: 05.00-16.00 WIB
– Pengajian Putri, dengan pembicara Nyai Hj. Wafiqoh Jamilah – Pacet. Pukul: 19.00-23.00 WIB
Kamis, 26 September 2024
– Tadarrus Alquran Putra, diikuti jemaah tadarrus se-Kecamatan Kebomas. Pukul: 05.00-16.00 WIB
– Pengajian Putra, dengan pembicara KH. Syukron Makmun dan KH Masrihan Asy’ari. Pukul: 19.00-23.00 WIB
Jumat, 27 September 2024
– Tahlil Akbar, dihadiri Bupati Gresik dan Pemangku Wali se-Jawa. Pukul: 12.30-14.00 WIB
– Pagelaran ISHARI, diikuti ISHARI se-Kabupaten Gresik, Surabaya dan Lamongan. Pukul: 20.00 WIB-Selesai
Sabtu, 28 September 2024
– Santunan Anak Yatim dan Janda
– Pukul: 09.00-12.00 WIB
Tentang Sunan Giri
Sunan Giri lahir pada tahun 1443 di Blamblangan (Banyuwangi), Jawa Timur, sebagai putra dari Maulana Ishaq dan Dewi Sekardadu.
Ayahnya adalah seorang mubaligh dari Asia Tengah, sedangkan ibunya merupakan keturunan penguasa Blambangan yang bernama Menak Sembuyu.
Apabila ditelusuri silsilahnya dari pihak ayah, Sunan Giri masih keturunan dari Nabi Muhammad.
Sunan Giri memiliki nama asli Muhammad Ainul Yaqin, dan dikenal juga sebagai Raden Paku, Joko Samudro, Abdul Faqih, dan Prabu Satmata.
Nama panggilan Sunan Giri itu berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi semasa hidupnya. Salah satu riwayat menyatakan bahwa sebelum Sunan Giri lahir, ayahnya diusir dari Blambangan karena mengajak Menak Sembuyu masuk Islam.
Pada saat masih bayi, Sunan Giri dibuang ke laut karena dianggap membawa kutukan berupa wabah penyakit oleh rakyat Blambangan.
Setelah mengetahui anak yang baru dilahirkannya dibuang ke laut, Dewi Sekardadu menyelusuri pantai untuk mencari.
Namun nahas, belum sempat menemukan anaknya Dewi Sekardadu meninggal dunia. Ada pula cerita yang menyatakan bahwa Dewi Sekardadu meninggal ketika melahirkan Sunan Giri.
Singkat cerita, peti berisi bayi Sunan Giri ditemukan oleh sekelompok awak kapal, yang kemudian menyerahkannya kepada seorang saudagar perempuan di Gresik pemilik kapal tersebut, yaitu Nyai Gede Pinatih.
Akhirnya, Sunan Giri kecil diangkat anak oleh Nyai Gede Pinatih dan diberi nama Joko Samudro, karena ditemukan di laut atau samudra. Saat beranjak dewasa, Joko Samudro berguru kepada Sunan Ampel di Surabaya.
Setelah mengetahui identitas Joko Samudro yang sebenarnya, Sunan Ampel mengirimnya ke Pasai untuk berguru kepada Maulana Ishaq.
Saat itulah Joko Samudro bertemu sang ayah dan mengetahui cerita masa kecilnya.
Dari Pasai, Sunan Giri sempat menimba ilmu ke Mekkah, sebelum akhirnya menyebarkan Islam di Jawa.
Nama Sunan Giri didapatkan ketika Joko Samudro mendirikan sebuah pesantren sebagai penunjang dakwah Islamnya di sebuah perbukitan di Gresik, yang kini masuk dalam wilayah Desa Sidomukti, Kecamatan Kebomas.
Pesantren tersebut dinamakan Pesantren Giri, karena berada di daerah pegunungan. Giri dalam bahasa Jawa artinya gunung. Dari situlah panggilan Sunan Giri didapatkan dan dakwah Islamnya melalui pendidikan pesantren dimulai.
Selain berdakwah melalui pendidikan, Sunan Giri juga menyebarkan ajaran Islam melalui kesenian, terutama lewat lagu dan permainan.
Lagu-lagu ciptaan Sunan Giri yang mengandung nilai-nilai Islam antara lain, Cublak-Cublak Suweng, Gula Ganti, dan Padhang Bulan.
Ketika Kerajaan Majapahit dalam masa keruntuhannya dan banyak wilayah kekuasaannya yang melepaskan diri, Sunan Giri mempertahankan wilayah Giri bersama para santri dan warga sekitar.
Sunan Giri kemudian mendirikan Kerajaan Giri Kedaton atau Kedatuan Giri, yang sisa-sisa reruntuhannya kini masih ada di situs Giri Kedaton.
Kedudukannya sebagai pemimpin Giri Kedaton memudahkan Sunan Giri menyebarkan ajaran Islam. Bahkan Sunan Giri juga dipercaya Raden Patah menjadi penasihat Kesultanan Demak.
Sunan Giri wafat pada tahun 1506 dan dimakamkan di Bukit Giri, Gresik. Makam Sunan Giri yang berada di Kompleks Makam Sunan Giri menjadi situs sejarah yang ramai dikunjungi para peziarah, hingga kini. (*)