KabarBaik.co – Matahari siang yang menyengat tak menghalangi ribuan pasang kaki melangkah menapak sejarah. Sebanyak 221 regu gerak jalan tradisional Wadeng–Sidayu dilepas Sekretaris Daerah (Sekda) Gresik, Achmad Washil Mifathul Rachman, Minggu (10/8) siang, dari Balai Desa Wadeng menuju Alun-Alun Sidayu.
Jarak tempuhnya tujuh kilometer, namun panas terik membuatnya serasa ujian ketahanan tubuh dan tekad. Acara ini dihadiri Asisten I Setda Gresik Suprapto, Camat Sidayu Suwartono, Kapolsek Sidayu AKP Khairul Alam, serta Danramil Sidayu.
Dalam sambutannya, Camat Suwartono menitip pesan kepada petugas keamanan dan kesehatan untuk tetap siaga di titik-titik yang telah ditentukan.
Sekda Washil, sebelum melepas peserta, mengingatkan agar tak memaksakan diri. “Kalau tidak kuat, istirahat dulu. Gerak jalan ini bukan lomba salip-salipan, tapi napak tilas perjuangan pahlawan melawan penjajah,” ujarnya, merujuk pada makna peringatan kemerdekaan yang ke-80 tahun ini.
Sebelum pelepasan, apel pengamanan juga turut digelar di Balai Desa Wadeng. Kapolsek Khairul Alam memimpin instruksi kepada unsur pengamanan yang terdiri dari Polsek, Koramil, Dinas Perhubungan, Satlantas, Satpol PP, Banser, Kokam, dan Linmas. Ia menekankan agar keselamatan peserta menjadi prioritas.
“Perayaan ini simbol rasa syukur atas kemerdekaan, sekaligus kesempatan kita mengabdi kepada negara dan masyarakat,” katanya. Seluruh personel agar disiplin menjaga titik pengamanan hingga peserta terakhir melintasi garis akhir.
Dari data yang dirilis oleh Satlantas Polres Gresik, rute dimulai dari Balai Desa Wadeng, melewati Jalan Raya Wadeng – Jalan Raya Deandles, dan berakhir di Alun-Alun Sidayu. Untuk kelancaran, dilakukan pengalihan arus:
Dari Lamongan ke Gresik: dialihkan ke Jalan Desa Gedangan – Jalan Raya Ima’an – Jalan Raya Dukun – Simpang 3 Pasar Bungah.
Dari Gresik ke Lamongan: dialihkan melalui Simpang 3 Pasar Bungah – Jalan Raya Dukun – Jalan Raya Ima’an – Gedangan.
Di sepanjang jalan, dentang langkah para peserta bercampur riuh sorakan penonton, menciptakan suasana seperti perayaan sekaligus ziarah kenangan. Di bawah langit Agustus yang menyala, gerak jalan Wadeng–Sidayu kembali menjadi panggung kebersamaan, mengikat sejarah, olahraga, dan rasa syukur dalam satu irama.(*)