KabarBaik.co – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo resmi menuntaskan proses pembersihan material reruntuhan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran. Kegiatan tersebut menandai berakhirnya tahapan pembersihan pasca ambruknya musala tiga lantai pada Senin (29/9).
Kepala DLHK Sidoarjo Bahrul Amig menjelaskan sejak Kamis (2/10) pihaknya telah mengerahkan seluruh sumber daya untuk mempercepat proses pengangkutan material reruntuhan. Setidaknya 30 armada truk dikerahkan setiap hari menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Griyo Mulyo, Jabon.
“Sejak Kamis siang, sudah ada sekitar 215 ritasi atau lebih dari 721 ton material reruntuhan yang berhasil kami angkut ke TPA,” ujar Amig, Selasa (7/10).
Amig menuturkan pengangkutan dilakukan secara maraton selama lima hari penuh tanpa jeda, baik siang maupun malam hari. Petugas dibagi menjadi beberapa shift agar pekerjaan tetap berjalan efektif dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar pondok.
Selain fokus pada pembersihan, DLHK juga melakukan pemilahan terhadap material bangunan. Hal itu dilakukan sesuai dengan instruksi Polda Jawa Timur yang masih melakukan penyelidikan mendalam terhadap penyebab runtuhnya musala.
“Sebagian material yang dianggap berpotensi menjadi barang bukti kami lokalisir di tempat khusus, agar tidak tercampur dengan puing lainnya,” jelasnya.
Amig menegaskan langkah tersebut merupakan bagian dari dukungan DLHK terhadap proses investigasi yang sedang berlangsung. “Kami pastikan semua material yang relevan dengan penyelidikan tetap aman dan tidak hilang,” pungkasnya. (*)








