KabarBaik.co – Untuk kesekian kalinya Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) menggelar Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Kali ini UKW yang bekerjasama dengan SKK Migas ini digelar di Hotel Morazen Surabaya selama 3 hari yakni 29 September-1 Oktober 2025.
UKW yang salah satu tujuannya untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme wartawan ini diikuti oleh 61 peserta dari berbagai media dan berbagai daerah seperti Surabaya, Gresik, Sampang, Bangkalan, Bojonegoro, Sidoarjo, Blora, dan Grobogan.
Sebelum melakukan uji kompetensi yang digelar di hari kedua dan ketiga, para wartawan diharuskan mengikuti lokakarya jurnalistik yang digelar di hari pertama. Lokakarya diisi oleh pihak SKK Migas dan juga para direksi/pengajar/penguji dari LPDS.
Salah satu penguji, Rustam Fachri Mandayun, mengatakan pelaksanaan UKW dalam dua hari ini mengalir sesuai jadwal. Antusiasme peserta juga bagus.
“Yang sering kami alami dalam setiap perpindahan peserta, ada yang bisa 100% langsung connect dengan materi uji, ada yang harus perlu pemanasan dulu. Ada yang cepat ada yang lambat, itu biasa,” ujar Rustam, Rabu (1/10).
Rustam sendiri tidak mempermasalahkan cepat atau lambatnya peserta menyerap materi. Yang Rustam pentingkan adalah hasil akhir dan feedback-nya yakni peserta yang telah mendapatkan kartu kompetensi, maka mereka harus mempertanggungjawabkan profesinya sesuai dengan integritas yang dituntut profesinya.
“Bagi yang belum bisa memenuhi, jangan putus asa. Ini bukan kiamat. Ini baru permulaan dari karir kita. Lanjut saja nanti ada kesempatan lain,” kata Rustam.
Salah satu peserta, Edi Abdul Aziz, mengatakan bahwa sudah lama ia ingin mengikuti UKW, namun baru kali ini ia berkesempatan mengikutinya. Wartawan tajuk.news ini mengaku senang dan antusias mengikuti UKW.
“Ada tawaran dari redaksi untuk mengikuti UKW di Surabaya. Saya langsung angkat tangan,” kata Edi yang asal Bangkalan ini.
Edi menambahkan selain mengikuti ujian, ia juga bisa belajar banyak dari pelaksanaan UKW ini. Materi-materi dari para penguji membuatnya menambah ilmu baru dan wawasan.
“Yang sebelumnya saya tak tahu, kini jadi mengerti.Yang sebelumnya tahu sedikit, kini makin menambah wawasan,” tandas Edi. (*)
