7 Korban Tewas Kecelakaan Maut di Gresik Bakal Terima Santunan Rp 350 Juta, Asalkan Ini

oleh -3375 Dilihat
c284dd29 472b 4f98 9cff 5448abc881e4
Kepolisian dan Jasa Raharja saat mendatangi Kamar Mayat RSUD Ibnu Sina Gresik. (Foto: Andika DP)

KabarBaik.co – Pihak Jasa Raharja tengah mengurus biaya santunan untuk tujuh korban tewas akibat kecelakaan maut mobil Panther versus Bus Rajawali Indah di Jalan Raya Duduksampeyan, Gresik, Kamis (10/4).

Setiap korban meninggal dunia akan menerima santunan sebesar Rp 50 juta. Sehingga total Rp 350 juta. Namun, jika tidak ada ahli warisnya maka hanya diberikan biaya penguburan sebesar Rp 4 juta.

“Korban meninggal dunia mendapat santunan sebesar Rp 50 juta. Namun apabila tidak ada ahli waris, akan diberikan biaya penguburan sebesar Rp 4 juta,” kata Kepala Kanwil Jasa Raharja Jawa Timur Tamrin Silalahi saat ditemui di Kamar Mayat RSUD Ibnu Sina.

Tamrin menyebut, pihaknya sudah mendatangi rumah duka di Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban. Seluruh proses tengah berjalan, diharapkan santunan segera bisa dicairkan.

Tidak hanya itu, Jasa Raharja juga menyiapkan biaya pengobatan untuk dua korban luka yakni sopir dan kenek Bus Rajawali Indah yang kini dirawat di RSUD Ibnu Sina. “Untuk perawatan medis disiapkan Rp 20 juta (satu korban, Red),” pungkasnya.

Kanit Gakkum Satlantas Polres Gresik Ipda Andri Aswoko saat ditemui di lokasi kejadian mengungkapkan, kronologi ngerinya kecelakaan maut tersebut. Semuanya bermula dari ban mobil yang selip.

“Kronologi kejadian bermula saat mobil Panther DK-1157-FCL yang memuat rombongan umrah dari Tuban melaju dari arah barat menuju timur (Lamongan ke Gresik) kemudian ban sebelah kiri selip,” ujarnya.

Mobil Panther dikemudikan Akhmad Basuki, 49 tahun, asal Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban tersebut dalam perjalanan ke Surabaya mengantarkan salah satu penumpangnya untuk berangkat menjalankan ibadah umrah.

Mengejar keberangkatan pesawat ke tanah suci. Nahas, setibanya di Jalan Raya Duduksampeyan, kejadian tak terduga merenggutnya nyawa rombongan yang berisi tujuh orang tersebut.

“Saat di TKP Jalan Raya Duduksampeyan, pengemudi mobil Panther hendak mendahului truk dari sisi kiri. Hingga ban mobil sebelah kiri keluar ke bahu jalan,” tambah Aswoko.

Nahas, saat hendak naik lagi ke badan jalan ban mobil tersebut selip. Mobil berwarna biru tua itu akhirnya oleng kekanan hingga melewati markah jalan.

“Saat bersamaan dari arah berlawanan (timur ke barat) melaju bus dengan nomor polisi S-7704-UA yang dikemudikan Suwarno, 46 tahun, asal Tuban. Sehingga terjadi kecelakaan,” tandasnya.

Akibat benturan keras yang terjadi, mobil Panther dan bus sama-sama mengalami ringsek parah. Tujuh penumpang mobil meninggal dunia, sementara sopir dan kenek bus mengalami patah tulang.

“Empat orang meninggal dunia di TKP, tiga korban sempat kritis dinyatakan meninggal dunia juga. Jadi seluruh penumpang mobil Panther sebanyak tujuh orang meninggal dunia, kami temukan passport,” ungkapnya.

Berikut ini daftar korban meninggal dunia penumpang mobil Panther :

1. Muhammad Aqib, 27 tahun, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban. (Yang berangkat umrah)

2. Besar, 65 tahun, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban

3. Lislikah, 53 tahun, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban

4. Wiwik Sunarti, 43 tahun, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban

5. Akhmad Basuki, 49 tahun, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban (pengemudi)

6. M. Al Fatih, 3 tahun, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban

7. Hafiz Gandawiharja, 17 tahun, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban

Daftar Korban Luka :

1. Khoirul Anam, 22 tahun, asal Bojonegoro, kenek bus

2. Suwarno, 46 tahun, asal Tuban, sopir bus (patah tulang). (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.