KabarBaik.co – Sebanyak 97 desa yang tersebar di 20 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro terancam kekeringan pada musim kemarau tahun ini. Bahkan, saat ini sudah ada satu desa yang mengalami krisis air bersih meski belum memasuki puncak kemarau.
Satu desa yang mengalami kekurangan air bersih itu adalah Desa Nglumber, Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro. Menurut Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Bojonegoro, Laela Noer Aeny, pihaknya telah mendistribusikan air bersih dua kali ke desa tersebut.
”Kami sudah dua kali distribusi. Untuk sampai saat ini permintaan bantuan air bersih baru Desa Nglumber,” ungkap Aeny, Rabu (19/6).
Dia menjelaskan, yang mengalami krisis air bersih ada tiga RT di Dukuh Sambongrejo, Desa Nglumber. Sementara jangka waktu dalam pendistribusian air bersih itu 4 hari. ”Kalau pastinya ada 3 RT di Dukuh Sambongrejo,” jelasnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah merilis awal musim kemarau terjadi sejak awal Mei lalu. Sedangkan puncak musim kemarau di Kabupaten Bojonegoro diprediksi terjadi pada Juli hingga Agustus mendatang.
Dalam mengantisipasi puncak kemarau tahun ini, BPBD Kabupaten Bojonegoro akan mengalokasikan sekitar 300 unit drum tangki 500 liter dan 1000 lembar terpal, untuk pendistribusian air bersih ke warga yang terdampak kekeringan.
”Kami akan mengalokasikan 300 drum plastik bermuatan 500 liter, sama 1000 terpal untuk pendistribusian air bersih,” terang Aeny. (*)