KabarBaik.co– Teka-teki nasib AS alias Wawan, 45, pelaku pembantaian sadis satu keluarga yang menggemparkan Pacitan, akhirnya terungkap. Setelah buron selama beberapa hari, Wawan ditemukan tewas di sebuah jurang di Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Pacitan, pada Kamis (25/9) siang. Kondisi jenazah yang sudah membusuk dan tidak utuh menimbulkan dugaan kuat bahwa ia mengakhiri hidupnya sendiri.
Penemuan mayat Wawan berawal dari pencarian intensif yang melibatkan anjing pelacak Polda Jatim. Seekor anjing pelacak mencium bau busuk menyengat sekitar satu kilometer dari tempat kejadian perkara (TKP) pembantaian. Setelah penelusuran lebih lanjut, warga menemukan sesosok mayat di dalam jurang dan segera melaporkannya kepada polisi.
Pihak kepolisian, bersama tim Inafis dan Kapolres Pacitan AKBP Ayub Diponegoro Azhar, langsung mendatangi lokasi. Meskipun kondisi jenazah sulit dikenali, polisi menemukan beberapa ciri yang identik dengan Wawan, termasuk pakaian yang ia kenakan saat melancarkan aksinya. Dugaan bunuh diri semakin menguat setelah ditemukan luka di urat nadi tangan jenazah. Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar, membenarkan penemuan mayat tersebut. “Dari sejumlah ciri-ciri fisik, seperti pakaian yang dipakai saat kejadian, ada kesamaan. Untuk memastikannya, kami menunggu hasil autopsi di rumah sakit untuk identifikasi final,” ujar Ayub.
Tragedi berdarah ini bermula dari dendam Wawan terhadap mantan istrinya, Miswati. Setelah bercerai empat bulan lalu, Wawan datang ke rumah Miswati pada Sabtu (20/9) malam untuk mengajaknya rujuk. Namun, keinginannya bertepuk sebelah tangan. Pihak keluarga Miswati menolak ajakan tersebut karena Miswati dikabarkan telah memiliki calon suami baru. Ditolak mentah-mentah, Wawan pun gelap mata. Ia memutus aliran listrik rumah, menjebak para korban dalam kegelapan.
Korban pertama adalah Eky, mantan iparnya, yang langsung diserang dengan senjata tajam. Mendengar keributan, Tiwi, 50, mantan ibu mertua keluar rumah dan langsung ditebas di leher hingga tewas di tempat. Kegilaan Wawan tidak berhenti di situ. Ia juga menyerang mantan bapak mertuanya, Misku
Tidak hanya menyerang mantan keluarganya, Wawan juga menyerang anak kandungnya, Bima, 17, dan keponakannya, Arga, 10, (bukan anak, Red) . Bima berhasil melarikan diri, namun Arga yang masih kecil tak sanggup melawan dan terkena bacokan. Bocah SD kelas V itu menderita luka parah dan akhirnya meninggal di RS Bethesda, Yogyakarta, pada Selasa (23/9). Setelah melancarkan aksi brutalnya, Wawan melarikan diri ke hutan di desa setempat.
Sejak tragedi itu, suasana desa menjadi mencekam. Sekolah-sekolah diliburkan dan ratusan warga ikut membantu aparat kepolisian dan TNI menyisir hutan untuk mencari Wawan. Pencarian ini juga melibatkan anjing pelacak, yang akhirnya membawa petunjuk kunci pada penemuan jasad Wawan.
Kini, dengan ditemukannya jasad Wawan, warga akhirnya bisa bernapas lega. Ketakutan dan kecemasan yang menyelimuti desa selama beberapa hari terakhir telah berakhir, meskipun dengan akhir yang tragis. (*)