KabarBaik.co – Anggota DPRD Gresik Noto Utomo (NTU) dan Ketua Bawaslu Gresik Ahmad Nadhori (AMN) dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi kasus dana hibah Pemprov Jatim. Keduanya menjalani pemeriksaan di Mako Polres Gresik, Kamis (24/7).
Selain NTU dan AMN, komisi antirasuah itu juga turut memanggil anggota DPRD Kabupaten Lamongan Ning Darwati (ND). Pemanggilan itu dibenarkan Juru Bicara KPK Budi Prasetyo.
“Pemeriksaan bertempat di Polres Gresik atas nama NTU selaku anggota DPRD Kabupaten Gresik, kemudian ND selaku anggota DPRD Kabupaten Lamongan,” ujar Budi Prasetyo, dilansir dari Antara.
Selain mereka, Budi mengatakan bahwa penyidik memanggil Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lamongan berinisial MA, dan tiga orang pihak swasta berinisial YL, AAZ, dan TTH.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Ketua KPU tersebut adalah Mahrus Ali (MA).
Pantauan di Mapolres Gresik, NTU tampak mengenakan kemeja putih lengan pendek dan celana jeans. Hingga pukul 18.13 WIB, politisi PDIP tersebut masih menjalani pemeriksaan di ruang gelar Satreskrim.
Untuk penyidikan kasus tersebut, KPK pada Rabu (23/7) telah memanggil Kepala Desa Menongo, Kades Sukolilo, Kades Banjargandang, Kades Gedangan, Kades Daliwangung, dan seorang pihak swasta berinisial SUY.
Sebelumnya, KPK mengumumkan telah menetapkan 21 orang tersangka dalam pengembangan penyidikan kasus dugaan korupsi dana hibah Jatim tersebut, yang salah satunya adalah mantan Ketua DPRD Jatim Kusnadi.
Dari 21 orang tersangka korupsi dana hibah, empat orang ditetapkan sebagai tersangka penerima suap dan 17 orang lainnya sebagai tersangka pemberi suap.(*)