KabarBaik.co – Mega proyek pembangunan pelindung tebing sungai Bengawan Solo di dua Desa di Kecamatan Baureno, Bojonegoro, mengalami ambrol sepanjang ratusan meter. Padahal, pembangunan proyek senilai puluhan miliar ini baru selesai dikerjakan.
Dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) menyebutkan bahwa proyek pembangunan pelindung tebing sungai di Desa Lebaksari dan Desa Tanggungan ini memiliki panjang 980 meter dengan nilai pagu sebesar Rp 40 miliar. Tender dimenangkan Indopenta Bumi Permai yang beralamat di Surabaya dengan nilai harga perkiraan sendiri (HPS) sebesar Rp 39.6 miliar.
Nur Ani, warga Lebaksari mengatakan, longsor yang menimpa tebing pelindung sungai Bengawan Solo ini terjadi di akhir Desember lalu. Longsor terjadi dibarengi dengan naiknya debit air sungai Bengawan Solo. “Sekitar dua bulan lalu tanggul ini ambles dan sebagian sawah warga juga ikut terbawa ambles,” ujar Nur Ani, Sabtu (8/2).
Farid, warga lainnya mengatakan, longsor pelindung tebing tak hanya terjadi di Desa Lebaksari saja, tapi juga di Desa Tanggungan. Menurutnya, kondisi tebing pelindung sungai di desanya lebih parah jika dibandingkan dengan kondisi di Desa Lebaksari. “Yang mulai ambles (longsor) 200 meter di Desa Tanggungan dan 70 meter di Desa Lebaksari,” katanya.
Akibat amblesnya tebing sungai di dua desa ini, nampak pancang atau tiang yang ditanamkan ke dalam tanah untuk menopang beban bangunan mengalami patah. Terdapat pancang yang terangkat, sehingga membuat tebing menjadi ambruk. “Kondisinya parah sekali, berbeda dengan bangunan tebing yang sebelumnya dibangun,” ujar Farid.
Sementara itu, Heri Widodo, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumberdaya Air (PUSDA) Kabupaten Bojonegoro belum memberikan keterangan saat dikonfirmasi sejumlah awak media terkait hal itu. Warga berharap agar pembangunan tebing pelindung ini segera diperbaiki agar warga sekitar dapat merasa aman saat terjadi kenaikan debit air sungai Bengawan Solo. (*)