Berkah Putusan MK, Seumuran Gibran, Anak Mantan PM Thailand Terpilih sebagai PM Baru

oleh -328 Dilihat
oleh
Thaksin Shinawatra dan anaknya, Paetongtarn Shinawatra. (Foto (G Patetongtarn)

KabarBaik.co– Sejarah baru dinasti kepemimpinan di Thailand. Paetongtarn Shinawatra, anak mantan Perdana Menteri (PM) Thaksin Shinawatra, Jumat (16/8) terpilih menjadi PM baru. Paetongtarn menggantikan Srettha Tavisin yang belum genap setahun menjabat.

Rekor baru di Negeri Gajah Putih. Sebab, Paetongtarn masih berumur 37 tahun. Hampir seumuran Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden RI Joko Widodo, yang berusia 36 tahun.

Peralihan kepemimpinan Paetongtarn ini terbilang menarik. Ia berhasil melenting dan menduduki kursi politik tertinggi PM ’’berkah’’ putusan dari Mahkamah Konstitusi (MK) Thailand.

Srettha, diberhentikan MK setelah dinyatakan bersalah atas pelanggaran etika. Politikus berusia 62 tahun itu terbukti mengangkat seorang pengacara mantan terpidana, sebagai menteri pada Mei lalu.

Srettha dan Paetongtarn sama-sama dari Partai Pheu Thai (PPT), yang memiliki 141 anggota parlemen di parlemen dua kamar (bikameral) Thailand hasil Pemilu 2023 lalu. Paetongtarn merupakan ketua PPT, parpol tidak lain didirikan oleh Thaksin, ayahnya sendiri.

Sejatinya, pemenang Pemilu tahun lalu itu bukan PPT yang berkali-kali memenangi pesta demokrasi di Thailand. Namun, pemenangnya adalah Partai Move Forward (PMF). Partai yang dipimpin Pita Limjaroenrat itu secara mengejutkan menang dengan meraih 151 kursi di parlemen.

Baca juga:  Kalah 73-56 dari Thailand, Ini Alasan Pelatih Timnas Basket

Sebagai pemenang, semestinya Pita berpeluang besar untuk mencatatkan sejarah baru dengan menjadi PM. Namun, Pita gagal menggalang koalisi untuk mendapatkan suara mayoritas di parlemen. Yakni, minimal mendapat sebanyak 247 kursi dari total anggota parlemen 493 orang.

Malah, nasib Pita dipersoalkan. Setelah gagal melenggang ke kursi PM, akhirnya parlemen memilih Srettha dari PPT yang bos properti itu sebagai PM baru.

Seolah sudah jatuh tertimpa tangga, bukan hanya Pita telah gagal menduduki PM, PMF dibubarkan oleh MK seminggu sebelum pemberhentian Srettha. Para pemimpin partai progresif anak muda itu juga dilarang beraktivitas politik dalam kurun waktu 10 tahun.

Dalam pemilihan Jumat (16/8) kemarin, Paetongtarn memperoleh sebanyak 319 suara. Sementara itu, 145 suara di parlemen tidak mendukung atau menentangnya, dan 27 anggota abstain dari pemilihan PM.

Baca juga:  Mengejutkan! Partai Pemenang Pemilu Dibubarkan, PM Dicopot di Tengah Jalan

Profil Paetongtarn, Penerus Keluarga Shinawatra

Paetongtarn lahir di Bangkok, 21 Agustus 1986. Ia putri bungsu Thaksin. Ung In, nama panggilannya kalangan masyarakat Thailand, adalah anggota ketiga keluarga Shinawatra yang menjadi PM.

Setelah Thaksin, Yingluck Shinawatra, yang merupakan adik Thaksin menduduki kursi PM pada 2011-2014. Namun, Yingluck juga diberhentikan oleh MK. Paetongtarn dan Yingluck, tercatat sebagai dua perempuan pertama yang pernah memegang posisi politik tertinggi di Thailand.

Paetongtarn mengenyam pendidikan awal di Saint Joseph Convent dan Mater Dei School, sebelum meraih gelar sarjana bidang Ilmu Politik, Sosiologi, dan Antropologi, Fakultas Ilmu Politik Universitas Chulalongkorn pada 2008. Kemudian, ia meraih gelar Master of Science (MSc) dalam Manajemen Hotel Internasional dari University of Surrey, Inggris.

Pada 2019, Paetongtarn menikah dengan Pitaka Suksawat, salah seorang pilot komersial. Dari pernikahan itu, keduanya mendapatkan dua anak, salah seorang di antaranya perempuan.

Baca juga:  Mengejutkan! Partai Pemenang Pemilu Dibubarkan, PM Dicopot di Tengah Jalan

Paetongtarn terjun ke dunia politik dengan lebih dulu sebagai komite penasehat partisipasi, serta inovasi untuk PPT pada 28 Oktober 2021. Lalu, ia ditunjuk menjadi pemimpin PPT pada Oktober 2023.

Seperti diketahui, Thaksin—ayah Paetongtarn–yang sebelumnya berprofesi sebagai polisi, memenangkan dua kali pemilu di Thailand pada awal 2000-an dan menjadi Taipan telekomunikasi di negara tersebut. Namun, Thaksin dikudeta oleh junta militer pada 2006 silam.

Thaksin juga sempat mendapat hukuman penjara karena perkara korupsi. Selepas lengser dari PM, Thaksin juga mengasingkan diri selama 15 tahun, sebelum kembali ke Thailand pada Agustus tahun lalu.

Akankah kepemimpinan Paetongtarn bakal mulus ataukah diberhentikan seperti ayah dan bibinya? Entahlah. Yang jelas, sejauh ini dinamika politik di negara dengan penduduk mayoritas beragama Buddha itu kerap mengejutkan dunia. Beberapa kali terjadi kudeta oleh militer hingga keputusan pemberhentian ’’mendadak’’ yang dilakukan MK. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.