Berperang 12 Hari Melawan Iran, Luka Ekonomi Israel Makin Menganga

oleh -365 Dilihat
IRAN VS ISAREL

KabarBaik.co- Perang antara Iran dengan Israel berlangsung selama 12 hari sejak berkecamuk pada 13 Juni lalu. Selain merenggut banyak nyawa dan melukai ribuan orang, perang itu juga meninggalkan dampak finansial yang mengerikan. Termasuk bagi ekonomi Israel.

Tak hanya biaya militer yang sudah pasti membengkak, tetapi juga tekanan besar pada anggaran negara, sektor produksi, dan stabilitas mata uang nasional.

Menurut laporan Financial Express, dalam sepekan pertama serangan ke Iran saja, Israel menguras anggaran sekitar 5 miliar dolar AS atau setara hampir Rp 82 triliun. Artinya, setiap harinya Israel menghabiskan rata-rata 725 juta dolar. Dan, mayoritas dari dana itu, sekitar 593 juta dolar AS, digunakan untuk operasi ofensif ke wilayah Iran.

Tak kalah mahal adalah pertahanan udara. Wall Street Journal mengungkapkan bahwa sistem Iron Dome dan jaringan pertahanan lainnya menelan biaya antara 10 hingga 200 juta dolar AS per hari, atau bisa mencapai Rp 3,2 triliun setiap 24 jamnya.

Lembaga Kebijakan Ekonomi Aaron di Israel memperkirakan, jika konflik terus berlanjut hingga sebulan, maka total beban bisa melonjak melewati Rp 195,8 triliun. Sementara itu, kerugian ekonomi menyeluruh akibat gangguan produksi dan perdagangan diperkirakan mencapai 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp 325 triliun, menurut Naser Abdelkarim, pakar keuangan dari Universitas Amerika di Palestina.

Tak hanya sektor militer dan ekonomi, beban sosial pun membengkak. Lebih dari 10.000 warga dievakuasi dan 36.465 orang lainnya mengajukan klaim kompensasi kepada pemerintah. Akibatnya, defisit anggaran Israel diproyeksi melebar hingga 6 persen. Situasi ini memaksa pemerintah Israel untuk mempertimbangkan langkah pahit. Yakni, mengurangi anggaran kesehatan dan pendidikan, menaikkan pajak, atau menambah utang negara.

Ironisnya, di tengah krisis tersebut, Kementerian Keuangan Israel justru meminta tambahan dana 857 juta dolar AS untuk militer, sambil memangkas 200 juta dolar dari layanan kesehatan, pendidikan, dan sosial.

Media ekonomi Globes menyebut dana militer itu sebagian besar digunakan untuk menggaji 450.000 tentara cadangan yang dikerahkan dalam mobilisasi skala besar.

Nilai tukar mata uang Israel, shekel, sempat anjlok ke 3,7 per dolar AS. Namun, akhirnya sedikit pulih ke 3,5. Hal itu dipicu oleh pelemahan dolar global dan spekulasi pasar.

Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian, satu hal jelas bahwa perang ini bukan hanya soal peluru dan roket. Tapi, juga tentang ketahanan ekonomi dan beban rakyat yang kian berat. (*)

 

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Supardi


No More Posts Available.

No more pages to load.