Berita TerkiniPeternakan

349 Hewan Ternak di Kabupaten Blitar Terserang Penyakit Mulut dan Kuku

163
×

349 Hewan Ternak di Kabupaten Blitar Terserang Penyakit Mulut dan Kuku

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi. Peternak memberi makan sapinya. (Foto: Dok/KabarBaik.co)

KabarBaik.co – Sebanyak 349 kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) dilaporkan menyerang hewan ternak di Kabupaten Blitar. Kasus ini tersebar di hampir seluruh 19 kecamatan di wilayah tersebut, menurut data terbaru dari Dinas Peternakan dan Perikanan (DPP) Kabupaten Blitar.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Nanang Miftahudin, menjelaskan bahwa kasus ini merebak sepanjang Desember 2024.

Event Organizer Kabarbaik

“Sebanyak 349 ekor ternak terjangkit PMK di Kabupaten Blitar. Namun, ada tiga kecamatan, yakni Bakung, Dhoko, dan Selorejo, yang hingga kini belum ditemukan kasus serupa,” ungkap Nanang saat diwawancarai, Jumat (3/1).

Nanang Miftahudin, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar. (Foto: Calvin Budi Tandoyo)

Menurut Nanang, penyebaran PMK di Kabupaten Blitar berawal dari Kecamatan Panggungrejo, di mana virus ditemukan pada ternak yang dibawa pedagang dari pasar. “Kasus pertama kami terima dari laporan di Kecamatan Panggungrejo, yang diduga berasal dari pergerakan ternak,” jelasnya.

Dinas Peternakan kini tengah berupaya menekan angka penyebaran PMK dan mencegah meluasnya virus tersebut. Namun, ketiadaan stok vaksin menjadi tantangan utama.

“Saat ini stok vaksin sudah habis sejak alokasi terakhir pada Desember. Kami masih menunggu distribusi tambahan dari pemerintah pusat dan provinsi,” tambahnya.

Nanang juga menyebutkan bahwa pemerintah mendorong vaksinasi mandiri oleh masyarakat sebagai langkah antisipasi. Selain itu, ia mengimbau para peternak untuk meningkatkan biosekuriti, seperti menyemprotkan disinfektan, menjaga kebersihan kandang, dan memberikan pakan bergizi kepada ternak.

“Semua pihak harus berperan aktif. Dengan menjaga kesehatan ternak dan menerapkan protokol biosekuriti, kita dapat menekan penyebaran PMK,” tutup Nanang. (*)