HeadlineWawancara

Gresik Surplus Beras Capai 150.451 Ton, tapi Masih Ada Petani Tewas Kesetrum Jebakan Tikus

201
×

Gresik Surplus Beras Capai 150.451 Ton, tapi Masih Ada Petani Tewas Kesetrum Jebakan Tikus

Sebarkan artikel ini
Kepal Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemkab Gresik Eko Anindito Putro.

Beberapa waktu belakangan, masih saja terjadi kasus petani di wilayah Gresik tewas akibat tersetrum listrik jebakan tikus di sawah. Bagaimana sebetulnya upaya Pemkab Gresik menyikapi itu? Berikut wawancara wartawan KabarBaik.co dengan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemkab Gresik Eko Anindito Putro.

Event Organizer Kabarbaik

Apa program prioritas pertanian dan ketahanan pangan di Kabupaten Gresik pada tahun 2025?

Prioritas tentunya seperti apa yang menjadi prioritas Pusat. Yaitu, pencapaian swasembada pangan Provinsi Jawa Timur. Khususnya Kabupaten Gresik. Pencapaian swasembada pangan menjadi prioritas karena dengan tercapainya swasembada pangan Indonesia tidak lagi bergantung pada negara lain dalam mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri, khususnya beras. Sehingga Indonesia tidal akan mengimpor beras dari negara lain

Alokasi anggaran untuk melaksanakan program prioritas pertanian dan ketahanan pangan di Gresik dari APBD apakah sudah mencukupi?

Kegiatan yang dilaksanakan menyesuaikan alokasi anggaran yang ada.

Apa hal-hal yang kurang dan sudah baik di bidang pertanian dan ketahanan pangan di Gresik sejauh ini?

Pada dasarnya bidang pertanian sudah cukup baik. Hal ini bisa dilihat dari berbagai bantuan yang ada, mulai dari bantuan benih, bantuan alsintan dan bantuan sarana pertanian yang ada

Bagaimana dengan angka produksi padi di gresik selama tahun 2024, apa mengalami surplus atau malah kurang?

Produksi padi (gabah kering giling) Kabupaten Gresik tahun 2024 sebesar 419.939 ton setara dengan 269.193 ton beras. Bila angka itu dikurangi dengan adanya konsumsi oleh penduduk Kabupaten Gresik, masih terdapat surplus beras sebesar 150.451 ton.

Sejauh mana minat generasi muda di Kabupaten Gresik terhadap sektor pertanian dan ketahanan pangan? Lalu, adakah pendampingan dari pemerintah kepada para petani milenial?

Sejauh ini masih kurangnya minat generasi muda terhadap sektor pertanian karena sektor pertanian dianggap kurang menjanjikan. Karena itu, Dinas Pertanian berupaya  untuk menumbuhkembangkan petani-petani muda untuk berkecimpung di dunia pertanian.

Meski secara umum minat kurang, apakah ada contoh sukses petani muda di Kabupaten Gresik?

Pada tahun 2020 sudah ada petani muda dari Kabupaten Gresik yang masuk di Duta Petani Milenial Indonesia. Satu dari seribu petani milenial yang ada, dikukuhkan oleh Presiden Jokowi. Yaitu, An Syahrizal Mahardika, yang berasal dari Desa Kambingan, Kecamatan Cerme. Ia bergerak sebagai Peternak Ayam Petelur Buras, pernah dikunjungi kepala Badan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian tahun 2023.

 Mungkin ada contoh-contoh pemuda lain yang bergerak di bidang pertanian dan ketahanan pangan?

Selain itu, ada beberapa petani milenial yang tergabung di Kelompok P4S (Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya) dan mereka tersebar di berberapa kecamatan di Kabupaten Gresik. Di antaranya, Kecamatan Ujung Pangkah, Bidang usaha hortikultura dan tanaman pangan; Kecamatan Panceng bergerak dalam bidang usaha hortikultura; Kecamatan Dukun bergerak dalam bidang usaha penangkaran benih padi; Kecamatan Cerme, bidang usaha peternakan ayam buras, serta Kecamatan Wringinanom bergerak dalam bidang usaha tanaman hias, mereka mendapatkan pembinaan ataupun pendampingan dari PPL setempat.

Di Kabupaten Gresik, ada cukup banyak kasus petani meninggal karena tersengat kawat setrum tikus yang dipasang di sawah. Bagaimana upaya pemerintah dalam mencari solusi masalah itu?

Sebetulnya, pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk menekan hama. Mulai pratanam maupun tanam. Saat masa tanam, dengan memperbanyak Rubuha atau rumah burung hantu) dan tenggeran. Lalu, gropyokan, dapat dilakukan bersamaan dengan sanitasi lahan, pengemposan, dan pengumpanan. Juga, penanaman tanaman refugia yang bersifat repellent (pengusir). Kemudian, desa membuat aturan Perdes untuk tidak membunuh musuh alami seperti burung hantu, ular, kucing, anjing, burung elang. Selain itu, dilakukan pengaturan pola tanam (rotasi tanaman dan tanam serempak).

Kalau upaya yang dilakukan pada masa tanam seperti apa?

Mulai sanitasi habitat, apliksi Ferinsa Plus, Penggunaan TBS (Trap Barrier System), pegemposan, hingga aplikasi rodentisida jika ditemukan populasi tikus melebihi ambang pengendalian.

Belakangan ini banyak masyarakat membicarakan tentang teknik pruning pada padi. Bagaimana Dinas Pertanian Gresik tentang hal tersebut?

Pada intinya pruning yang dilakukan pada tanaman padi belum terdapat pengujian khususnya di Kabupaten Gresik sehingga petugas teknis lapangan belum berani memberikan anjuran pruning ke tanaman padi. Karena itu, perlu adanya pengujian, pembuktian, dan terkait teknologi pruning padi di Kabupaten Gresi. Perlu ada pengawalan Bersama-sama, baik dari petani dan instansi terkait. Bila hasil yang dilaksanakan memang menguntungkan, bisa diaplikasikan pada tanaman padi yang ada di Kabupaten Gresik. (*)