KabarBaik.co – Julukan Kota Batu sebagai Kota Apel yang terkenal sejak lama perlahan mulai terkikis. Hal itu disebabkan karena dalam beberapa tahun terakhir hingga kini buah apel mulai sulit ditemukan di Kota Batu. Buah apel dari petani Kota Batu semakin hari semakin berkurang.
Meski begitu, UMKM keripik buah apel di Kota Batu justru semakin berkembang dan semakin maju dalam lima tahun terakhir. “Sebenarnya produksi buah apel dari Kota Batu sudah menurun. Untuk kebutuhan keripik apel diambil dari luar daerah,” kata salah seorang pemilik keripik buah apel, Khamim Tohari, Sabtu (1/2).
Menurut Khamim, selama ini dia membeli buah apel untuk bahan keripiknya dari daerah Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan dan Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. ”Kebutuhan apel saya perharinya 1,2 ton dan hanya 5 kwintal yang bisa diperoleh di Kota Batu. Sedangkan untuk 7 kwintal sisa diperoleh dari luar daerah,” ujarnya.
Membeli produk dari luar daerah, lanjut Khamim, merupakan langkah yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pasar. Apalagi, satu hingga dua bulan lagi memasuki liburan Hari Raya Idul Fitri.
Khamim menyebut hanya apel jenis manalagi yang dapat diolah menjadi keripik. Sedangkan apel jenis anna dan jenis room beauty tidak dapat diolah karena terlalu banyak menyerap minyak. “Makanya kami harap pemerintah bisa segera memandang hal ini sebagai salah satu hal yang serius, karena apel itu sendiri adalah ikon Kota Batu,” tegasnya.
Khamim yang produk miliknya bernama Kendedes itu memproduksi beberapa keripik berbahan dasar buah. Seperti keripik apel, nangka, salak, nanas, rambutan dan mangga. Dan, Dia menyebut permintaan datang dari berbagai berbagai daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. (*)







