KabarBaik.co – Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin menghadiri panen padi di Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari. Dalam kesempatan tersebut, Mas Ipin sapaan akrabnya, mempromosikan wilayah Sukorejo sebagai demplot sawah hemat air.
“Kami senang dan bangga karena pertanian dengan sistem ini mampu bertahan di tengah krisis iklim yang dialami,” jelasnya, Minggu (21/7).
Ia juga menyampaikan bahwa sejak diterapkan di akhir tahun 2023, pertanian hemat air ini telah berhasil panen sebanyak 2 kali. “Setelah membandingkan dalam sebuah sarasehan, sistem ini dipercaya petani lebih baik dan memuaskan,” tutur Mas Ipin.
Menurutnya, uji coba ini juga menunjukkan bahwa pertanian hemat air ini hemat pupuk. Bahkan, hasil panen pun lebih baik dibandingkan dengan sawah lahan basah.
“Sekarang uji cobanya kita perluas. Tadi saya tanya petani, sudah lihat hasilnya kan lebih banyak mana, siapa yang mau praktik, nanti kita bantu sarana dan prasarananya,” tegasnya.
Mas Ipin optimis bahwa dengan sistem ini, Trenggalek dapat mengatasi krisis iklim dan mencapai target panen 4 kali dalam setahun, meskipun musim hujan tidak menentu.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Sinar Harapan Desa Sukorejo Gandusari, Isnanto menjelaskan bahwa uji coba tanaman hemat air ini merupakan amanah dari Bupati Trenggalek di tahun 2023.
“Caranya mudah, dengan menggali tanah sedalam 50 cm dan melapisinya dengan plastik UV yang diharapkan dapat bertahan 8 hingga 10 tahun,” jelasnya.
Bekas galian dicampur dengan pupuk organik dan dikembalikan ke tanah. Kemudian, tanah diairi dan ditanami padi. Sistem ini telah menghasilkan panen sebanyak 2 kali.
“Tanam pertama tanggal 29 Januari, kemudian diolah lagi dan panen hari ini. Jadi sudah panen 2 kali,” katanya.
Isnanto optimis bahwa sistem ini dapat mencapai IP 400 dan panen 4 kali dalam setahun. Sistem ini juga terbukti lebih produktif dan hemat air dan pupuk dibandingkan dengan sistem tanam padi tradisional. (*)