Cegah Cedera Sejak Latihan, UMSIDA dan Club Faster Sidoarjo Andalkan Aplikasi Digital untuk Cetak Juara

oleh -139 Dilihat
WhatsApp Image 2025 07 25 at 10.28.01 AM
Umsida jelaskan bagaimana aplikasi digital yang dikembangkan bekerja merekam data atlet (Yudha Fury Kusuma)

KabarBaik.co – Di tengah gencarnya pembinaan atlet usia dini, Club Faster Sidoarjo mengambil langkah berbeda. Tak hanya mengandalkan semangat latihan fisik, mereka kini dibekali senjata baru.

Senjata baru itu adalah sebuah aplikasi digital rekap data latihan yang dikembangkan bersama dosen Fisioterapi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA).

Aplikasi ini bukan sembarang fitur pendamping. Ia menjadi alat ukur performa sekaligus peta risiko cedera bagi setiap atlet sepatu roda. Lewat sentuhan teknologi, olahraga yang selama ini identik dengan kecepatan dan risiko kini mulai dilihat dari sisi ilmiah dan keselamatan.

“Inilah yang selama ini kami butuhkan. Pendampingan dari UMSIDA membuat pembinaan kami lebih terarah. Tidak hanya mengandalkan intuisi pelatih, tapi benar-benar berbasis data,” ujar Ketua Club Faster Inline Skate Agus Karyarwan dalam kegiatan yang berlangsung di Laboratorium Fisioterapi Sport dan Kardiopulmonal, GKB 2 UMSIDA, Jumat (25/7).

Program pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini digagas oleh Fakultas Ilmu Kesehatan UMSIDA dan didanai oleh Kemdikbudristek melalui Hibah Pemberdayaan Berbasis Masyarakat. Total 75 peserta hadir dalam kegiatan yang dihadiri 27 atlet dan 48 wali atlet yang dengan serius mengikuti setiap sesi materi dan asesmen digital.

Bagi pelatih Faster, Faiz Kurniawan, kehadiran aplikasi ini menjadi terobosan penting dalam dunia kepelatihan. “Biasanya kami menilai anak hanya dari seberapa kuat mereka latihan hari ini. Tapi dengan data, kita bisa melihat kekuatan otot, daya tahan, dan risiko cedera secara lebih objektif,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa penyusunan beban latihan dan target prestasi kini bisa lebih tepat sasaran. “Kalau anak sudah menunjukkan potensi, tinggal kita arahkan. Tapi yang lebih penting, kita bisa tahu kapan harus mengurangi beban untuk mencegah overtraining,” lanjutnya.

Menurut Ketua Tim Kegiatan, Widi Arti, aplikasi digital ini tak sekadar formalitas atau pelengkap teknologi. “Justru ini pondasi dari pencegahan cedera. Kita bisa tahu bagaimana kekuatan otot atlet, keseimbangan tubuh mereka, hingga riwayat cedera sebelumnya,” paparnya Widi.

Widi menekankan bahwa orang tua juga dilibatkan secara aktif. Mereka diberi akses melihat hasil asesmen anak dan bisa berdiskusi langsung dengan tim fisioterapi soal progres latihan.

Hal yang tak kalah menarik datang dari pemaparan Okky Zubairi Abdillah. Dalam materi bertajuk Atlet Safety, ia mengungkap hasil survei internal yang mengejutkan.

“100 persen wali atlet menyatakan anaknya pernah jatuh saat latihan. Artinya, ini bukan hal sepele. Ini jadi lampu merah yang harus disikapi serius,” tegasnya.

Menurut Okky, penggunaan alat pelindung seperti helm, wrist guard, dan knee pad harus menjadi budaya, bukan sekadar formalitas. “Jangan tunggu cedera terjadi dulu baru panik,” tambahnya.

Sementara itu Suprianto mengungkapkan bagaimana data fisik atlet bisa menjadi penentu arah prestasi mereka. “Kalau sejak awal kita tahu potensi anak lewat datanya, kita bisa arahkan. Ada yang cocok di nomor speed, ada juga yang lebih pas di marathon,” ungkapnya.

Ia menilai dengan pendekatan ini, peluang atlet lolos ke Porprov hingga PON bisa jauh lebih besar. “Prestasi itu bukan soal insting saja, tapi juga perhitungan ilmiah,” tandasnya.

Sinergi antara UMSIDA dan Club Faster ini membuka babak baru pembinaan atlet sepatu roda di Sidoarjo. Tidak hanya mengejar prestasi, tapi juga memastikan setiap langkah mereka aman dan terarah. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Yudha Fury Kusuma
Editor: Imam Wahyudiyanta


No More Posts Available.

No more pages to load.