KabarBaik.co – Medan Amrullah, 30 tahun, Seorang kreator kecerdasan buatan (AI) asal Dusun Ngledok, Desa Mojokrapak, Tembelang, Jombang, tiba-tiba menjadi viral. Itu setelah konten video sejarah kerajaannya mendapat perhatian luas dari warganet.
Dikenal sebagai seorang guru, Medan kini sibuk menekuni dunia digital berbasis AI yang membawa sumber penghasilan baru.
Ketertarikan Medan pada pembuatan video AI bukanlah hal yang baru. Ia mengungkapkan, sudah bereksperimen dengan berbagai perangkat AI sejak dua tahun lalu.
Namun, konten-konten yang ia buat baru viral beberapa waktu belakangan, setelah ia mulai memanfaatkan tool Sora 2 yang sedang ramai diperbincangkan.
“Sebenarnya saya sudah lama bikin video AI. Cuma baru viralnya akhir-akhir ini. Dari dulu sudah mencoba banyak tool, dan sekarang yang sedang ramai itu Sora 2. Lalu saya coba bikin konten sejarah, ternyata meledak,” ungkap Medan saat ditemui Minggu (16/11).
Sebelum videonya viral, Medan membuat berbagai jenis konten, seperti video healing dengan wajahnya sendiri, hingga konten survival di hutan dan daerah bersuhu ekstrem. Namun, hasilnya cenderung biasa saja.
“Iseng-iseng saya coba buat konten sejarah, dan tiba-tiba ramai. Ini menandakan bahwa masyarakat sekarang punya perhatian besar terhadap sejarah,” ujarnya.
Meski tampak mulus di layar, proses pembuatan video tidak semudah yang dibayangkan banyak orang. Medan mengaku bahwa ia membutuhkan waktu 3 hingga 4 hari untuk menghasilkan satu video berdurasi sekitar 3 menit, sambil tetap menjalankan tugasnya sebagai guru.
“Saya butuh sekitar 100 video bahan mentah untuk satu konten 3 menit. Saya seleksi bangunan, pakaian, dan elemen-elemen masa lampau. Karena menggunakan wajah saya sendiri, saya harus melakukan pemindaian wajah terlebih dahulu. Dari 100 video itu, saya pilih yang terbaik dan satukan,” jelas Medan.
Dalam riset sejarah, Medan mengandalkan buku dan jurnal untuk memastikan detail yang akurat, seperti koin kuno, arsitektur, hingga kehidupan masyarakat di masa lalu.
Yang menarik, meski hasil videonya tampak seperti diproduksi dengan perangkat profesional, Medan justru menggunakan smartphone untuk proses kreatifnya.
“Saya suka nongkrong dan ngopi di luar, jadi saya kerjakan semua pakai HP. Lebih ringan, fleksibel, dan santai,” kata Medan.
Dalam proses produksi, Medan mengandalkan dua tool utama, yaitu Sora 2 untuk produksi visual dan CapCut untuk editing. Untuk menghasilkan visual yang detail, Medan menyusun prompt secara bertahap, pertama dalam bahasa Indonesia, kemudian diterjemahkan ke bahasa Inggris sebelum dijalankan di tool AI.
“Setiap kreator punya racikan prompt sendiri. Saya pun punya formula hasil eksperimen panjang, mulai dari yang jelek hingga sekarang memuaskan,” ujarnya.
Viralnya konten-konten AI Medan telah membawa dampak signifikan terhadap akun media sosialnya, yang kini berkembang pesat. Medan pun memanfaatkan platform tersebut untuk menawarkan berbagai jasa, seperti pembuatan foto AI, video promosi UMKM, dan kelas online belajar AI (termasuk menggunakan Sora 2, VO3, dan tool lainnya).
Dalam segi finansial, Medan mengaku pendapatannya meningkat tajam.
“Alhamdulillah, sekarang finansial semakin bertambah,” katanya.
Untuk tarif jasanya, Medan membandrol harga video promosi UMKM seharga Rp 100.000 per menit, sementara foto AI dihargai Rp 50.000 untuk tiga foto dengan ekspresi berbeda.
Pesanan datang tidak hanya dari Jombang, tetapi juga dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga Sumatera. Ketika pesanan ramai, pendapatan Medan bisa mencapai Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per hari.
“Kalau lagi masif seperti sekarang, sehari bisa dapat Rp 1 juta sampai Rp 2 juta. Tapi tetap fluktuatif. Kadang bisa 5–6 orderan, kadang juga hanya dua atau bahkan tidak ada,” tutup Medan.
Dengan viralitas kontennya, Medan kini tidak hanya dikenal sebagai guru, tetapi juga sebagai kreator digital sukses yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk meraih kesuksesan baru. (*)







