KabarBaik.co – PT Terminal Teluk Lamong (TTL) kembali mendapat kepercayaan dari salah satu perusahaan pelayaran terbesar dunia, COSCO Shipping. Perusahaan asal Tiongkok itu resmi membuka layanan terbaru SEI 1 Service dengan jalur Surabaya – Jakarta – Singapura – Port Klang – Nava Sheva. Rute ini akan beroperasi rutin setiap pekan (weekly call) dan melakukan sandar perdana di Dermaga Terminal Petikemas Lamong.
Kapal pertama yang melayani jalur tersebut adalah MV Xin Tai Cang, kapal berbendera Tiongkok dengan panjang 263,63 meter, bobot 41.482 GT, dan draft maksimum 11,4 meter. Dalam kunjungan perdananya, kapal ini menangani bongkar muat sebanyak 2.549 TEUs di Terminal Teluk Lamong.
Hadirnya layanan SEI 1 Service ini menambah daftar kepercayaan pengguna jasa terhadap kinerja operasional TTL. Sepanjang 2025, terminal ini mencatat sejumlah capaian positif, di antaranya Ship to Ship tercepat yang dicatat pada 2 April 2025, saat MV Okinawa dan MV Sally berhasil menyelesaikan proses hanya dalam 34 menit, Efisiensi waktu sandar kapal, yang berhasil ditekan menjadi rata-rata 19,74 jam, lebih cepat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 20,19 jam.
Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, David Pandapotan Sirait, menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan COSCO Shipping.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada COSCO Shipping yang telah memilih TTL sebagai mitra. Kami berkomitmen memberikan pelayanan yang unggul, cepat, dan efisien kepada seluruh pengguna jasa,” ujarnya, Kamis (25/9).
Hal senada disampaikan Captain Li Wei, perwakilan COSCO Shipping. “Baru pertama kali sandar di TTL, kami merasa sangat puas dengan pelayanan yang diberikan. Proses sandar dan bongkar muat berjalan cepat dan efisien,” ungkapnya.
SEI 1 Service menjadi rute kedua COSCO Shipping yang dilayani di Terminal Teluk Lamong, setelah sebelumnya layanan CTI Service telah beroperasi rutin setiap minggu.
Ke depan, TTL berkomitmen terus meningkatkan kualitas layanan dan efisiensi operasional. Langkah ini diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah dalam menekan biaya logistik nasional, memperluas peluang bisnis, serta menggerakkan kembali sektor ekspor-impor Indonesia.