KabarBaik.co – AR, 14 tahun, santri salah satu pondok pesantren di Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi yang menjadi korban penganiayaan 6 seniornya saat ini kondisinya memprihatinkan.
Ia sudah 6 hari koma di RSUD Blambangan. Hasil pemeriksaan tim medis, remaja asal Buleleng, Bali itu mengalami mati batang otak atau herniasi. Hingga kini ia belum menunjukkan tanda-tanda membaik.
Koordinator Pelayanan Medis RSUD Blambangan dr Ayyub Erdiyanto mengatakan korban tiba di rumah sakit pada Sabtu (28/12) sekitar pukul 03.00 WIB. Saat tiba di rumah sakit, kondisinya sudah cukup buruk. Kondisinya tidak sadarkan diri dan mengalami pendarahan otak cukup parah.
“Karena ada beberapa luka (di kepala), langsung dilakukan CT scan dan ditemukan ada pendarahan otak,” kata Ayyub, Kamis (2/1).
Pihak rumag sakit langsung tindakan operasi emergency terhadap korban. Hasilnya didapati, pendarahan otak di bagian kepala kiri, mulai dari belakang hingga depan.
Saat tiba di rumah sakit, pendarahan itu sudah parah. Cairan darah menumpuk di tempurung sehingga memberikan tekanan berlebih pada otak. Akibatnya kini korban mengalami kematian batang otak.
Kematian batang otak ini memicu gangguan saluran pernapasan korban serta gangguan irama jantung. Sehingga saat ini sistem pernapasan korban dibantu menggunakan alat ventilator. Ia juga diberi obat-obat pemacu jantung.
“Dengan adanya cedera berat pada batang otak ini resiko terbesarnya adalah kematian. Tapi tim medis masih berupaya maksimal agar kondisinya membaik,” terangnya.
Korban saat ini menjalani perawatan di Ruang ICU. Hingga hari ke enam, korban tak sadarkan diri. Tingkat kesadaran terbilang buruk.
“Jadi ini masih masa kritis. Mohon didoakan semoga pasien mampu untuk semakin membaik,” lanjut dia.
Selain luka di kepala, korban juga mengalami lebam di beberapa bagian tubuh, seperti di lengan dan dada. Ayyub menjelaskan, visum juga telah dijalankan untuk korban. Penjelasan soal visum menjadi kewenangan pihak kepolisian.(*)