KabarBaik.co – Debat publik ketiga yang juga merupakan debat publik pamungkas di Pilkada Bojonegoro 2024 berlangsung di salah satu hotel di Jalan Veteran Bojonegoro, Minggu malam (17/11). Pasangan calon (paslon) 01 Teguh Hariono-Farida Hidayati dan 02 Setyo Wahono-Nurul Azizah saling unjuk kemampuan di depan publik.
Dalam debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bojonegoro ini, visi dan misi kedua pasangan calon disampaikan ke publik. “Semoga dengan ini masyarakat dapat menentukan pilihanya sesuai dengan visi dan misi yang disampaikan kedua calon,” kata Wariono, komisioner KPU Bojonegoro.
Dalam debat pamungkas ini, program Bojonegoro Klunting menjadi salah satu pertanyaan utama yang dipertanyakan paslon 02 ke paslon 01. “Pak Teguh, saya tanya terkait regulasi dan landasan program Bojonegoro Klunting yang menjadi program andalan Bapak,” tanya Nurul Azizah, cawabup nomor urut 02 kepada Teguh Hariono, cabup nomor urut 01.
Teguh lantas menjawab pertanyaan tersebut dengan pernyataan bahwa semua kekayaan Bojonegoro harus dirasakan seluruhnya oleh masyarakat Bojonegoro. “Pemimpin itu harus mencari jalan. Pemimpin harus mencari tujuanya. Kita tahu kok jalanya untuk merealisasikannya,” jawab Teguh.
Menanggapi jawaban Teguh, Nurul Azizah hanya merespons dengan senyum, lalu menganggap bahwa program Bojonegoro Klunting hanyalah mimpi. Dia menganggap bahwa pemberian bantuan baik berupa hibah atau yang lainya telah diatur pemerintah.
“Kita anggap program ini hanya omon-omon (omong kosong) saja karena dalam pemberian bantuan sudah diatur oleh Permendagri Nomor Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, karena ini adalah uang negara dan harus dipertanggung jawabkan,” ujar Nurul Azizah.
Sementara itu, Teguh Hariono tetap bersikukuh dengan pendapatnya bahwa program Bojonegoro Klunting memiliki landasan hukum yang jelas. “Kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, dan tiga hari lagi kita akan mengadakan seminar untuk membahas itu,” tandas Teguh. (*)