KabarBaik.co – Aksi unjuk rasa penolakan tambang pasir di Lereng Gunung Kelud, Kabupaten Blitar, berlangsung ricuh, Rabu (18/6).
Seorang petani bernama WD diduga menjadi korban pemukulan oleh salah satu oknum penambang saat aksi berlangsung.
Puluhan petani dari tiga kecamatan yakni Gandusari, Garum, dan Talun turun ke lokasi tambang dengan menutup akses keluar-masuk truk pengangkut pasir.
Aksi tersebut dilatarbelakangi kekhawatiran warga atas rusaknya aliran air akibat aktivitas tambang yang dinilai mengganggu irigasi pertanian di 21 desa.
“Kalau pertanian terganggu, bagaimana bisa swasembada pangan? Sumber mata air rusak karena tambang ini,” kata IB, salah satu warga yang ikut aksi, Rabu(18/6)
Menurut IB, insiden pemukulan terjadi setelah aksi penutupan jalan selesai. WD yang tengah memantau aktivitas tambang di kawasan aliran lahar Gunung Kelud didatangi seorang pria yang kemudian menendangnya. Belakangan diketahui pria tersebut merupakan pekerja tambang.
Meski insiden tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan melalui mediasi antara pelaku dan korban, warga menyayangkan kekerasan itu terjadi dalam aksi damai.
“Harapan kami, tidak ada lagi tindakan seperti ini. Kami hanya ingin suara kami didengar,” imbuh IB.(*)