Derbi Persebaya vs Arema Penentu Takdir: Sabtu yang Menggantung Nasib Eduardo Perez

oleh -219 Dilihat
IMG 20250603 WA0044
Pelatih Baru Persebaya Eduardo Perez Moran (tengah) ditemani Uston Nawawi dan Shin Sang-gyu (Foto : Official Persebaya)

KabarBaik.co- Sabtu, 22 November 2025, menjadi hari yang diselimuti ketegangan di Jawa Timur. Pada tanggal itulah derbi klasik terjadi. Persebaya Surabaya dan Arema FC. Digelar di Gelora Bung Tomo (GBT). Laga yang bukan hanya menyala karena rivalitas panjang kedua klub, tetapi juga karena nasib seorang pelatih bernama Eduardo Perez yang dipertaruhkan di atas rumput hijau.

Persebaya datang dengan awan mendung. Menggantung berat. Dalam beberapa pekan terakhir, jalan tim Bajul Ijo terbilang terseok-seok. Tampil tidak konsisten. Hanya sanggup meraih satu kemenangan dalam lima laga terakhir.

Bonek, yang selalu setia ke tribun, mulai gelisah. Mereka merindukan gelombang besar Green Force, bukan sekadar buih-buih di tepi pantai. Tekanan pada Edu, panggilan Eduardo Perez, menumpuk dan mengeras seperti gunung es yang dingin, dan hanya kemenangan atas Arema yang bisa mencairkannya. Pada laga ini, GBT terasa seperti meja operasi tempat Edu membedah nasibnya sendiri. Taktik adalah pisau bedahnya, kemenangan adalah obat penawar yang ia butuhkan.

Lawan yang harus ditaklukkan bukan sembarang lawan. Derbi Jatim selalu menjadi panggung paling panas di tanah Jawa, sering kali diibaratkan sebagai El Clasico versi Indonesia. Sejarahnya penuh tensi, penuh drama, bahkan pernah menjelma menjadi malam-malam yang meninggalkan luka. Kemenangan atas seteru abadi selalu menjadi mahkota sementara untuk para pelatih mana pun yang berhasil meraihnya.

Namun, bagi Edu, derbi kali ini lebih dari mahkota. Pertandingan ini adalah pintu gerbang keselamatan dari desakan yang memintanya mundur. Jika anak asuhnya menang, udara menjadi lebih sejuk, tekanan mereda, dan  Edu bisa bernapas lagi. Tetapi bila timnya tenggelam di teluk GBT, terutama dengan kekalahan telak, maka palu pemecatan hampir pasti akan jatuh.

Statistik memang berpihak kepada Persebaya. Dalam enam pertemuan terakhir, Bajul Ijo mendominasi dengan lima kemenangan dan satu hasil imbang, membuat Arema gagal menang baik di kandang maupun tandang. Musim lalu, Persebaya juga berhasil menekuk Arema 3–2 di GBT, sementara pertemuan di I Wayan Dipta berakhir 1–1.

Di klasemen sementara, kedua tim berdempetan. Persebaya di posisi delapan dengan 15 poin dari 10 pertandingan, Arema tepat di bawahnya dengan poin sama dari 11 laga. Tetapi, statistik hanyalah angka; derbi selalu melampaui semua itu.

Arema datang dengan kekurangan pemain, tiga pilar absen sekaligus. Bayu Setiawan dan Julian Guevara terkena kartu merah, Arkhan Fikri masih bersama tim U-23. Pelatih Marcos Santos tetap santai, yakin bahwa kedalaman skuadnya memadai dengan Rifad Marasabessy, Matheus Blade, hingga Valdeci atau Betinho siap mengisi kekosongan.

Meski timpang, Arema justru lebih agresif musim ini. Mereka sudah mencetak 17 gol, didorong oleh ketajaman Dalberto Luan yang telah menembus dua digit gol dan memimpin daftar top skorer liga. Persebaya baru mengoleksi 12 gol—angka yang menambah tekanan bagi Edu jelang laga besar ini.

Tantangan Edu bertambah ketika Francisco Rivera, gelandang kreatif andalan Persebaya, harus absen karena kartu merah di laga sebelumnya. Perez menyadari betul betapa gentingnya situasi yang ia hadapi. “Kami tahu pentingnya pertandingan ini,” ujarnya, berusaha tegar di tengah badai. “Saya bekerja di bisnis yang keras, dan saya harus siap untuk ini.”

Dan memang, Edu harus siap. Pada Sabtu nanti ia akan melangkah ke tepi lapangan seperti seorang komandan yang memimpin pasukannya dalam pertempuran terakhir. Selama 90 menit, nasibnya akan bergantung tinggi di tiang bendera GBT, menunggu peluit panjang menentukan apakah akan keluar sebagai penyelamat atau justru menjadi kapten yang gugur di tengah badai.

Stay atau Out? Jawabannya tidak berada di ruang konferensi pers, tidak pada rapat manajemen, tidak pada kasak-kusuk di media sosial. Jawabannya terukir di rumput Gelora Bung Tomo, menunggu untuk ditentukan oleh duel paling panas di tanah Jawa. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Supardi


No More Posts Available.

No more pages to load.