Di Tengah Duka, Doa dan Solidaritas Mengalir untuk Pesantren Al Khoziny

oleh -145 Dilihat
RMI NU JATIM
Wakil Sekretaris RMI PWNU Jawa Timur Ahmad Firdausi dan Sekretaris NUcare Lazisnu Jawa Timur Moch Rofi’ di Studio TV9, Kamis (2/10).

KabarBaik.co- Keluarga besar Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, masih bepayung duka. Namun, di balik setiap musibah, selalu ada hikmah. Tragedi musala ambruk yang menelan korban jiwa dan luka-luka itu, memunculkan gelombang empati meluas. Doa, solidaritas, dan gotong royong dari berbagai kalangan. Terutama dari pesantren-pesantren.

Wakil Sekretaris Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PWNU Jawa Timur, Ahmad Firdausi, menyampaikan bahwa musibah ini menguatkan rasa persaudaraan antar-pesantren. “Kami punya tradisi ketaatan dan cinta pada guru yang luar biasa. Bahkan ketika seorang kiai wafat, santri tetap mengingatnya dengan tahlil dan doa. Itu pula yang kami lakukan untuk para korban Al-Khoziny,” ujarnya di Surabaya, Kamis (2/10).

Sebagai bentuk empati, RMI Jatim bersama NU Care Lazisnu mengajak seluruh pesantren di Jawa Timur untuk menggelar salat Gaib, istighotsah, dan tahlil. “Ini bukan sekadar ritual, tapi bentuk empati, bahwa kita semua adalah keluarga. Apa yang menimpa satu pesantren, dirasakan juga oleh pesantren lainnya,” imbuh Firdausi.

Di lapangan, kebersamaan itu nyata. Sejak awal musibah, keluarga pengasuh pesantren turun langsung mendampingi para santri di rumah sakit. Proses pemulangan jenazah hingga bantuan logistik juga dilakukan penuh ketulusan. “Keluarga pengasuh ada di berbagai rumah sakit, mendampingi santri hingga mereka sembuh dan pulang. Bahkan keluarga korban dari Bangka Belitung menolak bantuan pemulangan jenazah, karena merasa pesantren lebih membutuhkan untuk pemulihan,” ungkap Firdausi.

RMI membantah informasi tentang adanya eksploitasi bantuan oleh pengasuh pesantren, karena pengasuh hanya “wasilah” (jembatan). “Tidak ada eksploitasi bantuan itu, semuanya disalurkan pengasuh kepada korban dan masyarakat serta keluarga korban, karena kami mendampingi semua proses dalam musibah ini,” katanya.

Sekretaris NUcare Lazisnu Jawa Timur, Moch Rofi’i Boenawi, yang juga alumni Ponpes Al Khoziny, mengisahkan bagaimana relawan dan santri bahu-membahu di lokasi musibah. “Kami sudah membuka dapur umum, posko pengaduan, dan donasi. Hingga 2 Oktober, donasi masyarakat mencapai Rp 160 juta dan langsung kami salurkan untuk korban,” jelasnya.

Momen paling menggetarkan hati datang pada saat proses evakuasi berlangsung. Pada Rabu (1/10), tim penyelamat menemukan lima korban selamat dan dua korban meninggal dunia di bawah reruntuhan. Para penyintas itu disebut sempat menunaikan salat berjamaah, meski terjebak di bawah puing reruntuhan bangunan musala yang ambruk.

“Sungguh luar biasa, di tengah keterjepitannya mereka masih menjaga sholat. Itu jadi pelajaran iman dan kesabaran bagi kita semua,” tutur Rofi’i dengan mata berkaca-kaca.

Kini, doa terus dipanjatkan, bantuan terus mengalir, dan harapan besar tumbuh agar keluarga besar Ponpes Al Khoziny segera pulih dari luka, dan semangat kebersamaan pesantren semakin kokoh setelah musibah ini. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Supardi


No More Posts Available.

No more pages to load.