KabarBaik.co – Udara sore hari di Waduk Desa Gredek, Kecamatan Duduksampeyan, sabtu (10/8) terasa seperti menyimpan degup jantung para atlet yang bersiap di atas perahu. Air beriak tenang, seolah menunggu hentakan pertama dayung yang akan memecah ombak.
Di salah satu jalur, empat pemuda mengenakan kostum hijau-hitam dari Sidoarjo tampak mantap memegang gagang dayung, mereka adalah Tim Dayung Jenggolok.
Peluit panjang terdengar. Secepat kilat, bilah dayung menembus permukaan air, menciptakan irama yang kompak. Percikan kecil menyapu wajah mereka, namun tak ada yang teralihkan. Lawan mereka, Tim Desa Ngasin dari Kecamatan Balongpanggang, berusaha mengejar.
Tapi start luar biasa dari Jenggolok membuat jarak di antara kedua perahu kian melebar. Dalam hitungan menit, garis finis pun disambut sorak-sorai, Jenggolok menang di laga perdana.
Jenggolok datang dengan dua tim, masing-masing berisi empat atlet. Bagi Jafir Rasyad Risayzaky, 17 tahun, tim ini adalah cerita yang dimulai dari pertemuan sederhana dengan pelatih mereka yang sering melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah.
“Kami dilatih intens, baik fisik maupun teknik dayung. Sebagian besar memang pelajar, tapi ada juga yang sudah bekerja,” ujarnya sambil tersenyum lebar.
Bintang Kautsar, 17 tahun, punya kisah lain yang membakar semangat tim. Beberapa bulan lalu, mereka menorehkan prestasi di Porprov 2025 Malang Raya: 10 emas, 5 perak, dan 5 perunggu. “Itu jadi modal mental kami di Gredek,” katanya.
Tahun ini, Lomba Balap Perahu Dayung Gredek memasuki tahun kelima sejak dimulai pada 2020. Sebanyak 24 tim dari Gresik, Sidoarjo, hingga Jawa Tengah berlaga memperebutkan piala Kapolres Gresik dan total hadiah Rp 32,5 juta.
Namun, di luar angka dan trofi, kompetisi ini adalah perayaan kemerdekaan sekaligus peringatan hari Bhayangkara yang menghidupkan kembali denyut waduk, tempat air, keringat, dan semangat bertemu dalam satu irama.(*)