Dishub Banyuwangi Imbau Pengendara Tak Bonceng Anak di Depan, Ini Bahayanya

Reporter: Ikhwan
Editor: Gagah Saputra
oleh -65 Dilihat
Ilustrasi

KabarBaik.co – Melihat fenomena pengendara motor membonceng anak kecil di depan bukanlah pemandangan asing di Banyuwangi. Meski terkesan umum, namun sebenarnya aktivitas itu berbahaya dan dapat mengancam keselamatan anak.

Plt Kepala Dishub Banyuwangi, Komang Sudira Atmaja mengatakan ada berbagai risiko yang dapat mengancam keselamatan si kecil bila pengendara menempatkan anak di bagian depan. Bahkan meski dengan penambahan kursi rotan sekalipun.

“Oleh sebab itu masyarakat kami imbau untuk tidak menempatkan anak diposisi depan seperti itu,” kata Komang.

Beberapa potensi ancaman diantaranya terpapar debu dan polusi, terkena kerikil batu yang beterbangan dari jalan, bahkan terpapar angin kencang.

Baca juga:  Konsisten Libatkan Masyarakat dalam Tangani Sampah, Banyuwangi Kembali Sabet Adipura

Komang menjelaskan, jika pengendara motor harus memakai rompi atau jaket demi menghalau terpaan angin kencang, maka jangan sampai keberadaan anak malah ‘menggantikan’ fungsi jaket dan rompi tersebut.

“Tubuhnya yang mungil tentu membuat anak rentan terserang penyakit, apabila harus menjadi tameng pengendara dari terpaan angin kencang,” ujarnya.

Bahaya berikutnya adalah anak tidak dapat berpegangan erat di bagian apapun pada motor. Karena di depan, tidak ada bagian khusus pada motor yang emang tersedia untuk menjadi pegangan anak.

Baca juga:  Pemkab Banyuwangi Serahkan Bantuan Mobil ke Perwakilan Umat Buddha

Keberadaan anak di depan tentunya akan mengurangi ruang gerak bagi pengendara ketika hendak bermanuver. Termasuk saat pengendara hanya ingin mengendalikan kemudi ketika motor sedang melaju.

Risiko selanjutnya adalah anak memainkan tombol. Anak cenderung melihat berbagai tombol pada motor sebagai mainan yang menarik.

“Anak bisa saja memencet-mencet tombol klakson, sen, atau memain-mainkan handle gas yang akhirnya berisiko mengganggu bahkan membahayakan pengendara serta pengguna jalan lainnya,” terang Komang.

Duduk diposisi depan juga berisiko lebih tinggi ketika kecelakaan. Ketika dibonceng di depan, anak memiliki risiko lebih tinggi ketimbang pengendara, ketika mengalami kecelakaan. Belum lagi Si Kecil terpaksa menerima gaya dorong serta ada risiko tergentur. Anak bahkan berisiko terpental atau terlempar dari motor dalam kecelakaan.

Baca juga:  Bupati Ipuk Turun Lapangan, Pastikan Layanan Publik Berjalan Normal Usai Libur Lebaran

“Dekatnya jarak berkendara bukan berarti menurunkan risiko yang muncul ketika membawa anak naik motor di depan. Jalan terbaik adalah dengan tidak memboncengkannya di bagian depan pengendara,” tegasnya.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.