KabarBaik.co – Pemkab Jember selesaikan 79 persen dari 3.256 wadulan masyarakat yang masuk dalam layanan wadul Gus’e. Data tersebut tercatat sejak periode 14 Maret hingga 14 Juni 2025.
Berdasarkan data dari Pemkab Jember ada sebanyak 2.344 wadulan yang saat ini telah terselesaikan. Dari ribuan wadulan itu, persoalan jalan masih menjadi wadulan tertinggi. Yakni, mencapai 714 wadulan. Lalu, disusul wadulan terkait dengan adminduk yang mencapai 327 wadulan, fasum 186 BPJS 175 dan bantuan sosial 171.
Menanggapi wadulan tersebut, sejumlah OPD terus melakukan percepatan untuk menyelesaikan berbagai persoalan di masyarakat.
Salah satunya Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Diskopum) Kabupaten Jember, yang saat ini tengah menyelesaikan wadulan warga terkait dengan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Kepala Diskopum Jember Sartini menerangkan bahwa pihaknya melakukan survei dan peninjauan langsung ke dua lokasi usaha milik warga yang sebelumnya telah menyampaikan pengaduan melalui layanan Wadul Guse.
“Lokasi pertama yang dikunjungi adalah Desa Tegalwangi, Kecamatan Umbulsari. Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut aduan dari Ibu Khusnul Khotimah,” kata Sartini, Jumat (27/6).
Ia menjelaskan, aduan itu berisi adanya UMKM limbah pabrik yang memberdayakan ibu-ibu, tetapi tidak diakui dan didukung pemerintah setempat.
“Jadi ada ada warga bernama Khusnul merupakan pelaku UMKM yang mengelola limbah pabrik secara manual. Limbah tersebut nantinya dijadikan bahan baku isi plywood,” ujarnya.
“Usaha ini tidak hanya memberikan nilai ekonomi, namun juga memberdayakan sekitar 30 ibu rumah tangga di lingkungan sekitarnya,” imbuh Sartini.
Namun, lanjut Sartini meski Khusnul pernah meraih juara 2 dalam ajang UMKM Bhayangkari Polres Jember di Polda Jatim, dia mengaku sangat minim perhatian dari pemerintah daerah setempat terkait UMKM.
“Memang dilapangan kami tidak bisa mendeteksi adanya potensi UMKM apalagi pasti ada saja yang tidak termonitor. Tapi maka sebagai bentuk respons konkret, Diskopum Jember akan memberikan pendampingan dalam pengurusan legalitas usaha seperti Nomor Induk Berusaha (NIB) serta fasilitasi pembinaan usaha lanjutan,” tegas Sartini.
Setelah itu ia beserta jajaran Diskopum Jember juga melanjutkan kunjungan ke titik kedua di Desa Sidomekar, Kecamatan Semboro.
“Tujuan kami untuk meninjau langsung usaha milik Suminem, seorang lansia, yang masih aktif menjalankan usaha produksi kerupuk nasi dan kerupuk samiler,” ungkapnya.
Dalam aduannya berjudul Bantuan Alat Pproduksi UMKM Berupa Alat mengiris, Suminem menyampaikan harapan agar mendapatkan bantuan alat perajang kerupuk.
“Selama ini proses pemotongan masih dilakukan secara manual dengan menggunakan pisau. Tentu saja, hal tersebut kurang efisien dan menyulitkan bagi lansia sepertinya,” katanya.
Oleh sebab itu, Diskopum Jember menjelaskan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti aduan tersebut dengan mengkomunikasikan kebutuhan bantuan peralatan untuk Suinem.
“langkah ini merupakan bagian dari upaya Pemkab Jember melalui Diskopum Jember dalam memberikan layanan yang cepat, tanggap, dan berpihak kepada pelaku UMKM,” ucap Sarini
Ia meyakini, dengan pendekatan langsung ke lapangan diharapkan permasalahan yang dihadapi UMKM dapat ditangani lebih efektif dan berkelanjutan. (*)