KabarBaik.co – Wakil Bupati (Wabup) Gresik Asluchul Alif, mendorong kebangkitan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan skema pinjaman modal berbunga 0 persen.
Usulan ini disampaikan dalam rapat terbatas bersama Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Gresik. Pertemuan ini berlangsung pada Selasa (4/3).
Dalam pertemuan tersebut, Diskoperindag mengungkapkan bahwa jumlah UMKM di Gresik mencapai lebih dari 800.000.
Saat ini, bunga pinjaman modal bagi pelaku UMKM di Bank Gresik masih berada di angka 3 persen. Alif mengusulkan agar suku bunga tersebut ditutup menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dengan plafon pinjaman maksimal Rp 2 juta per pelaku usaha. Langkah ini diharapkan mampu membantu UMKM bertahan dan berkembang di tengah tantangan ekonomi.
“Saat ini bunga pinjaman modal di Bank Gresik adalah 3 persen. Saya ingin supaya bunganya di-nol-kan dengan jumlah maksimal pinjaman senilai 2 juta. 3 persen tersebut akan ditutup dari APBD,” ujarnya.
Tak hanya itu, dalam rapat koordinasi dengan seluruh kepala desa se-Kabupaten Gresik, Alif meminta agar koperasi desa dihidupkan kembali. Ia menilai koperasi dapat menjadi akses keuangan yang lebih dekat dan mudah dijangkau masyarakat desa, tanpa harus bergantung pada lembaga keuangan besar.
“Kita ingin pengangguran di Gresik tidak hanya terserap oleh industri, tapi juga masyarakat bisa menciptakan lapangan kerja sendiri. Dengan adanya koperasi dan dukungan modal berbunga nol persen, UMKM bisa lebih berdaya, ekonomi lokal bergerak, dan angka kemiskinan semakin menurun,” ujar Alif.
Data Pemkab Gresik menunjukkan angka kemiskinan di daerah itu telah turun sekitar 10 persen. Tahun depan, Pemkab menargetkan angka kemiskinan di Gresik bisa mencapai satu digit. Alif optimistis, jika UMKM diberdayakan secara maksimal, target tersebut bukan sesuatu yang mustahil.
Langkah Pemkab Gresik ini diharapkan mampu menjadi angin segar bagi para pelaku UMKM, yang selama ini menghadapi keterbatasan modal dan akses keuangan. Kini, tantangan berikutnya adalah memastikan program ini berjalan efektif dan benar-benar menyentuh pelaku usaha kecil yang membutuhkan. (*)
