KabarBaik.co – Enam santri asal Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, dilaporkan menjadi korban dalam peristiwa ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Putra Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Senin (29/9) lalu. Dua di antaranya mengalami luka ringan, sementara empat lainnya selamat tanpa cidera.
Camat Kedungkandang, Fahmi Fauzan, membenarkan kabar tersebut. Ia menyebutkan bahwa para korban berasal dari dua kelurahan berbeda. “Benar ada (korban reruntuhan bangunan di Ponpes Al Khoziny) warga Kecamatan Kedungkandang, khususnya di Kelurahan Kedungkandang dan Kelurahan Lesanpuro,” ujar Fahmi saat dikonfirmasi, Jumat (3/10).
Fahmi merinci, empat santri asal Kelurahan Kedungkandang selamat tanpa luka, sedangkan dua santri dari Kelurahan Lesanpuro mengalami luka ringan. “Mudah-mudahan tidak berkembang lagi. Insya Allah tidak ada luka berat dan bisa segera mengikuti pendidikan lagi di pondok pesantren. Karena apapun, pondok pesantren merupakan institusi baik dalam proses membangun karakter bangsa,” jelasnya.
Diketahui, musala lantai dua Ponpes Putra Al Khoziny ambruk saat ratusan santri tengah melaksanakan salat Asar berjamaah. Sekitar pukul 15.00 WIB, atap cor bangunan tiga lantai tersebut runtuh dan menimpa para santri di dalamnya.
Hingga Jumat (3/10), peristiwa tragis ini menyebabkan sembilan santri meninggal dunia. Puluhan lainnya masih diduga tertimbun reruntuhan. Proses evakuasi dengan alat berat masih berlangsung di lokasi kejadian. (*)






